Pengungsi Rohingya Buang Bantuan Sembako ke Laut, Achmad Marzuki Minta Warga Aceh Bersabar
Pengungsi Rohingya membuang sembako karena kecewa kapal yang mereka tumpangi tak diizinkan berlabuh di Pantai Kuala Pawon, oleh warga Jangka, Bireuen.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Beredar video pengungsi Rohingya, Myanmar, membuang sembako ke laut yang merupakan bantuan warga Jangka, Bireuen, Aceh.
Aksi membuang bantuan sembako ke laut, sebagai pelampiasan kekecewaan karena kapal mereka tak diizinkan berlabuh di Pantai Kuala Pawon, oleh warga Jangka.
Adapun peristiwa para etnis Rohingya hendak mendarat di Pantai Kuala Pawon namun ditolak warga setempat itu terjadi pada Kamis (16/11/2023) pagi.
Kepada Serambinews.com, Keuchik Kuala Pawon, Jangka, Mukhtar membenarkan pengungsi Rohingya membuang bantuan yang diberikan oleh warga.
Mukhtar menambahkan, bantuan yang dibuang oleh Rohingya ke Laut itu, diambil kembali oleh pihaknya walaupun sudah terendam air asin.
Hingga pukul 11.00 WIB, perangkat desa maupun masyarakat tetap menolak mereka untuk mendarat.
Mukhtar mewakili warganya menyampaikan, Rohingya boleh mendarat, dengan catatan mereka langsung dibawa ke luar Jangka.
Penolakan semacam ini terjadi untuk pertama kali, setelah sebelumnya etnis yang terusir dari Myanmar itu selalu diterima secara baik.
Kapal kayu yang ditumpangi para pengungsi itu pun didorong kembali ke laut setelah sebelumnya sempat mendarat.
Mereka berasal dari Kamp Kutupalong terletak di Ukhia, Cox's Bazar, Bangladesh dengan tujuan Malaysia.
Alasan warga tolak pengungsi Rohingya
Kepala Dinas Sosial Kota Sabang, Naufal membenarkan warga menolak pengungsi Rohingnya untuk menetap di Kota Sabang.
Pengungsi Rohingnya itu masih berada di perairan laut Sabang, tepatnya di Pantai Ujong Kareung.
Ia menjelaskan, jumlah imigran etnis Rohingya sebanyak 219 orang terdiri atas anak kecil, dewasa dan orang tua.
“Masyarakat Sabang menolak kedatangan pengungsi tersebut.
Namun pada prinsipnya pemerintah tidak boleh menolak, tetap harus menerima,” kata Naufal saat dihubungi, Rabu (22/11/2023).
Dikatakan, penolakan tersebut dikarenakan sebelumnya ketika ditampung di Aceh, pengungsi Rohingya tidak menaati peraturan dan norma-norma di daerah setempat.
Imigran itu juga sebelumnya saat berada di Aceh, melarikan diri dari penampungan yang disediakan pemerintah sehingga persoalan tersebut menjadi alasan bagi masyarakat di kota Sabang.
"Mereka menolak pengungsi itu karena kesan buruk dan sikap tidak baik Rohingya selama di Aceh," ujarnya.
Namun pertolongan pertama telah diberikan, seperti memberikan makanan dan logistik.
"Untuk selanjutnya, belum dapat dipastikan imigran Rohingnya bakal diungsikan ke mana, karena hingga saat ini pemerintah masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait,"tutupnya.
Masyarakat Aceh diminta sabar
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki merespons isu penolakan warga terhadap pengungsi Rohingya di sejumlah wilayah di Aceh dalam sepekan terakhir.
Diwawancarai awak media usai menghadiri kegiatan Perempuan Berdaya, Indonesia Maju di Balee Meuseuraya Aceh, Rabu (22/11/2023), Achmad Marzuki meminta masyarakat di Aceh bersabar dalam menghadapi kondisi itu.
"Sudah diimbau oleh para bupati, diharapkan masyarakat dapat bersabar sambil mengatur semuanya. Ini urusannya kemanusiaan, ada waktunya kemudian SOP-nya akan diatur lagi," kata Achmad Marzuki.
Terkait kedatangan pengungsi Rohingya ke Aceh, Achmad Marzuki mengaku sudah berkomunikasi dengan Kemenkopolhukam.
"Sudah komunikasi dengan kemenkopolhukam, kemarin sudah ada surat terkait penempatan pengungsi rohingya sementara agar dibantu oleh IOM dan UNHCR," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul VIDEO Geram Karena Tak Diizinkan Warga Jangka Mendarat, Rohingya Buang Bantuan Sembako ke Laut