Alami Kekerasan Fisik saat Latihan Silat, Siswa SMP di Karanganyar Tewas, 2 Pelatih jadi Tersangka
Polres Karanganyar menetapkan dua pelatih sebagai tersangka kasus pengeroyokan siswa SMP. Korban tewas saat latihan silat.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak lima orang diamankan dalam kasus kekerasan yang mengakibatkan siswa SMP bernama Wildan Ahmad (14) tewas.
Korban tewas saat latihan silat di halaman SDN 2 Cangakan, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (26/11/2023).
Dari 5 orang yang diamankan, 2 pelatih ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan 3 orang berstatus anak berhadapan dengan hukum.
Kasat Reskrim Polres Karanganyar, AKP Setiyanto mengatakan 2 tersangka yang sudah ditahan di Mapolres Karanganyar yakni BP (21) dan RS (20).
Baca juga: Siswa SMP di Tulungagung Tewas, Sempat Latihan Silat di Sekolah, Diduga Alami Kekerasan Fisik
Sedangkan para pelaku yang masih di bawah umur berinisial AE (17), HT (16), dan MA (15).
Sementara AE (17), HT (16), dan MA (15) ditetapkan sebagai pelaku anak.
Menurutnya, kedua tersangka dapat dijerat pasal berlapis yaitu pasal pengeroyokan dengan ancaman 12 tahun penjara dan undang-undang perlindungan anak dengan ancaman 15 tahun penjara.
Kasi Humas Polres Karanganyar, AKP Imam menjelaskan kedua tersangka merupakan karyawan swasta.
Sementara itu, ketiga pelaku di bawah umur berasal dari sekolah yang berbeda-beda yakni SMAN 1 Karanganyar, SMK Bina Karya Karanganyar dan MTSN 2 Karanganyar.
"Barang bukti yang kami amankan yaitu tiga stel baju perguruan Pagar Nusa, satu milik korban meninggal dunia dan dua milik korban luka," ungkapnya, Selasa (28/11/2023), dikutip dari TribunSolo.com.
Korban Anggota Pagar Nusa
Ketua DPC Pagar Nusa Karanganyar, Maryadi membenarkan korban dan para pelaku merupakan anggota Pagar Nusa.
Status keanggotaan kelima pelaku akan dirapatkan pengurus Pagar Nusa Karanganyar setelah seorang siswa SMP tewas.
Baca juga: Tampang Pelatih Silat di Tulungagung yang Tewaskan Siswa SMP, Terancam Hukuman Penjara Belasan Tahun
Diduga korban mendapat kekerasan fisik lantaran tidak membawa anggota baru saat latihan.
Menurut Maryadi, ada aturan di Pagar Nusa bahwa setiap anggota baru diwajibkan mencari orang untuk bergabung.