Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengabdian Warga Gumuk Boyolali pada Alam Berbuah Manis: Dulu Tak Dilirik, Kini Dipandang

Pengabdian warga Gumuk, Desa Mriyan, Musuk, Boyolali untuk melestarikan alam berbuah manis, kopi dan anggrek Gumuk makin mentereng di mata masyarakat

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Pengabdian Warga Gumuk Boyolali pada Alam Berbuah Manis: Dulu Tak Dilirik, Kini Dipandang
TRIBUNNEWS.COM/ Siti Nurjannah
Ketua Kelompok Tani Subur Makmur, Painu yang ikut merintis Kedai Kopi Gumuk tengah meracik kopi arabica untuk pelanggan, Kamis (30/11/2023) 

Painu juga tak berdiam diri di rumah, ia membawa kopi asli Gumuk di acara pecinta kopi. Rasa unik dan wangi khas arabica Gumuk mulai tercium hingga pelosok kota.

Kini, Kopi Gumuk sudah naik level hingga masuk kotak ekspedisi untuk dikirim ke beberapa kota, termasuk Klaten, Jogja, hingga Jakarta.

Harga biji kopi warga Gumuk-pun ikut meningkat, yang sebelumnya hanya laku Rp2.000, Painu meningkatkan harga jual menjadi Rp6.000 melalui skema pemasaran yang lebih baik.

Meski hanya dikelola kelompok yang beranggotakan 34 orang, semua warga Gumuk nampaknya merasakan hasil manisnya.

Dengan sebagian besar berlatar belakang tani, konservasi anggrek dan bisnis kopi Gumuk membuat kegiatan warga hingga anak muda makin bervariasi.

Pengabdian Kelompok Tani Subur Makmur untuk melestarikan anggrek dan kopi di desa Gumuk membuat mata Painu berbinar.

Ia mengungkapkan ada perubahan signifikan untuk Desa Gumuk, sebelum dan sesudah adanya program CSR Aqua bersama LPTP.

Karena konservasi anggrek dan kopi bersinergi bersama, kini Desa Gumuk tak lagi dipandang sebelah mata.

Berita Rekomendasi

Desa Gumuk yang tak pernah dilirik siapapun, kini mulai dikenal dan mentereng di antara dukuh lainnya di Kecamatan Tamansari, Musuk, Boyolali.

Bermula dari pekerjaan sampingan, pemberdayaan masyarakat yang dibantu LPTP dan Aqua membuat Desa Gumuk makin dipandang.

"Alhamdulillah sae (bagus). Sebelum ada program dari CSR Aqua, Desa Gumuk ini gak ada yang melirik, hanya dipandang sebelah mata. Kalo sekarang, kalau nyebut Desa Gumuk, pasti (respons orang-orang) 'oh yang kopi kui, yang anggrek kui'. Paling signifikan hal itu," ujar Painu.

Selain kopi, Desa Gumuk memang tak bisa lepas dari konservarsi Anggrek langka spesies Gunung Merapi.

Bahkan konservasi anggrek sudah ada sebelum Kopi Gumuk terealisasi.

Sejak dibuka hingga kini, konservasi anggrek Gumuk telah membuat model pengadopsian untuk para pecinta bunga untuk ikut melestarikan anggrek spesies Merapi, termasuk si cantik Vanda, Tricolor.

Proses pengadopsian digunakan karena larangan adanya jual-beli bunga langka atau tanaman yang dilindungi.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas