Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengabdian Warga Gumuk Boyolali pada Alam Berbuah Manis: Dulu Tak Dilirik, Kini Dipandang

Pengabdian warga Gumuk, Desa Mriyan, Musuk, Boyolali untuk melestarikan alam berbuah manis, kopi dan anggrek Gumuk makin mentereng di mata masyarakat

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Pengabdian Warga Gumuk Boyolali pada Alam Berbuah Manis: Dulu Tak Dilirik, Kini Dipandang
TRIBUNNEWS.COM/ Siti Nurjannah
Ketua Kelompok Tani Subur Makmur, Painu yang ikut merintis Kedai Kopi Gumuk tengah meracik kopi arabica untuk pelanggan, Kamis (30/11/2023) 

Kelompok Karya Muda yang sekaligus anggota Tani Subur Makmur akan merawat pohon anggrek sang pengadaptor.

Bunga yang telah diadopsi akan dirawat dan akan dikembalikan di Taman Nasional Gunung Merapi dengan stempel nama pengadopsi.

Hingga kini, sudah ada tujuh pengadopsi bunga anggrek vanda, tricollor.

Memasuki musim hujan, bukan tak mungkin akan ada pengadopsi baru.

Pasalnya, kelompok tani hanya akan menerima pengadopsian selama musim penghujan.

Adopsi anggrek spesies Gunung Merapi bisa dilakukan mulai harga Rp750 ribu hingga Rp1 juta.

Anggrek yang diadopsi akan dirawat dan ditanam di Taman Nasional Gunung Merapi.

Berita Rekomendasi

Aksi pengadopsian ini bakal menjadi simbol keiikutsertaan masyarakat dalam melestarikan tanaman langka di area Gunung Merapi.

"Karena kemarau panjang di 2023, belum ada adopter baru. Sudah ada calonnya dari Jakarta, sudah tanya terus. Karena belum ada hujan, kami belum berani memberikan," terang Painu.

"Setiap hari kita foto (untuk dikirim ke adopter. Pemasukkan akan masuk ke kelompok, dari bibit hingga dikembalikan ke alam akan menggunakan uang tersebut," lanjutnya.

Secara tulus, Painu sudah sangat bersyukur desa Gumuk bisa berada di titik sekarang.

Pelestarian alam Gunung Merapi khususnya wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai) memang sudah menjadi tanggung jawab bersama.

Berkat pengabdian dan kekompakan, desa yang sebelumnya hanya berfokus mengurusi ladang  tembakau dan bunga mawar, kini mulai dipandang memiliki potensi untuk berkembang.

"Kita sudah sangat bersyukur, prinsip kita, ingin melestarikan alam. Kalau mau dikasih apa ya kita terima, tapi kalau tidak ya tidak apa-apa."

"Terpenting, ada manfaat yang paling signifikan yang saya sebutkan tadi. Desa Gumuk yang dulu dipandang sebelah mata sekarang sudah dikenal. Tetap masih akan ada banyak perbaikan yang akan terus kita lakukan," tutup Painu.

Desa Gumuk memang menjadi salah satu sasaran CSR dari Pabrik Aqua Klaten.

Wilayah resapan air Desa Gumuk saat ini sudah menjadi trendsetter desa sekitar untuk terus berkembang dan ikut melestarikan alam.

Sejalan dengan tujuan Pabrik Aqua Klaten yang menginginkan pelestarian, khususnya di wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai) Pusur.

"Upaya Danone Aqua khususnya di Klaten terkait konservasi anggrek spesies Merapi, secara keberadaannya di Taman Nasional perlu kita lindungi," terang Stakeholder Relation Manager Pabrik Aqua Klaten, Rama Zakaria saat dihubungi Tribunnews.com.

Rama menyebut, konservasi anggrek dan kopi di wilayah Gumuk akan menjadi kesatuan saling bermanfaat, baik bagi lingkungan maupun ekonomi masyarakat.

"Kemudian, kopi sebagai salah satu spesies MPTS (Multy Purpose Tree Species) artinya dengan tujuan multi fungsi untuk masyarakat. Jadi selain fungsi konservasi, mereka punya nilai ekonomi dengan mengambil buah kopi," jelas Rama menambahkan.

Terpenting, kini konservasi anggrek Merapi dan kopi bisa memberikan beragam manfaat.

Dengan melindungi alam, wilayah DAS Pusur terhindar dari erosi hingga warga setempat kini memiliki pendapatan tambahan. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas