Guru Horoner di Sumsel yang Pukul Siswa Pakai Rotan Dituntut 10 Tahun Penjara, Ketua PGRI: Kelalaian
Guru honorer di Muratara, Sumsel yang pukul tiga siswanya pakai rotan karena dianggap membuat keributan di kelas kini dituntut 10 tahun penjara.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Pravitri Retno W
"Ini tidak mencerminkan rasa keadilan kepada guru Apinsa. Tidak hanya Apinsa namun seluruh guru-guru Kabupaten Muratara," ujar dia.
PGRI Muratara Berharap Apinsa Dibebaskan
Terkait hukuman yang akan diterima Apinsa itu, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Muratara, Mugono, berharap hakim nantinya bisa memutuskan perkara ini dengan seadil-adilnya.
Bahkan, ia berharap Apinsa bisa dibebaskan.
Ia menyebut, tindakan yang dilakukan Apinsa itu merupakan kelalaian.
“Kalau bisa kami berharap guru Apinsa dibebaskan karena saya yakin dan percaya bahwa yang dilakukannya hanya kelalaian dalam mengajar," ujarnya, Kamis, dikutip dari TribunSumsel.
Tak hanya dari Ketua PGRI, bahkan Kepala SD Negeri Karang Anyar, Arisandi, juga berharap hakim akan mempunyai pandangan berbeda terkait kasus yang dialami Apinsa.
Ia juga berharap Apinsa bisa dibebaskan dari segala tuntutannya.
“Saya mewakili guru SD Negeri Karang Anyar berharap Apinsa bisa bebas dari hukuman,” harapnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus dugaan kekerasan terhadap anak ini terjadi pada Rabu (12/7/2023) sekitar pukul 10.15 WIB.
Mulanya, saat itu korban berada di dalam ruang kelas 6 SD Negeri Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, Sumsel.
Dari dalam kelas itu, terdengar suara siswa seperti bernyanyi-nyanyi.
Mendengar hal tersebut, Apinsa datang dari ruangan lain menuju ke kelas tersebut.
Apinsa lalu mengambil sebuah rotan yang panjangnya mencapai satu meter dari lantai di bawah papan tulis dalam kelas.
Apinsa kemudian mendekati NN dan memukulnya menggunakan rotan yang ia pegang.