Tekan Inflasi, Pemkot Semarang Rutin Gelar Pak Rahman di 3 Lokasi dalam Sehari
Jelang Ramadhan Pemkot Semarang gencar menggelar Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman untuk membantu kebutuhan masyarakat di tengah naiknya harga pangan
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Kota Semarang kian rutin menggelar Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) untuk bisa membantu kebutuhan masyarakat di tengah naiknya harga beberapa komoditas pangan. Dalam sehari, Pemkot Semarang bisa menggelar kegiatan tersebut di tiga lokasi sekaligus.
Dengan adanya mobil Pak Rahman, pasar murah ini diharapkan bisa menjangkau wilayah-wilayah terpelosok atau wilayah pinggiran Kota Semarang.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan, program pemerintah dalam menekan inflasi dan kenaikan harga ini bisa dinikmati masyarakat luas, bahkan di wilayah pinggiran. Dirinya juga menegaskan ketersediaan stok pangan selama Ramadhan menjadi prioritas utama, hal itu dikatakannya setelah pertemuan kepala daerah dari seluruh Indonesia dalam high-level meeting.
Baca juga: Wali Kota Semarang Dukung Kemandirian Finansial PDAM Tirta Moedal
"Kemarin saat pelaksanaan High Level Meeting dengan PJ Gubernur, Bank Indonesia dan Bupati/Wali Kota se-Jawa Tengah, kami mendapat arahan persiapan menjelang puasa dan Hari Raya Idul Fitri (mengantisipasi kenaikan harga jelang Ramadan dan Idul Fitri). Ini tentunya menjadi satu perhatian khusus bagi kami," ujar Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota usai mengunjungi program Pak Rahman di Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Kamis (7/3).
Menurutnya, isu yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah kenaikan harga beras. Ia merinci, harga beras SPHP yang dijual di Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman sekitar Rp52 ribu per 5 kg, dan medium super Rp62 ribu. Hal ini menjadi bantuan bagi masyarakat untuk mendapat beras yang terjangkau, di tengah tingginya harga beras pasaran.
Mbak Ita menjelaskan, untuk mengantisipasi terjadi inflasi, pelaksanaan Pak Rahman bahkan dilaksanakan rutin di tiga tempat dalam sehari.
"Pak Rahman bukan hanya beras yang dijual, ada daging, makanan olahan yang lebih murah dibanding harga di pasaran. Apalagi saat mau puasa, beras pasti jadi incaran, sedangkan menjelang Lebaran daging pasti banyak diburu masyarakat," tambahnya.
Baca juga: Jelang Ramadan, Gerakan Pak Rahman Jadi Andalan Pemkot Semarang Kendalikan Inflasi
Dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi, Mbak Ita berharap solusi ini tidak hanya berlaku selama bulan Ramadhan, melainkan berkesinambungan.
"Alhamdulillah, kami mendapat kabar gembira dari Pak Kepala BPS bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Semarang meningkat menjadi 5.79 persen. Dengan inflasi yang terkendali, pertumbuhan ekonomi yang baik dan tumbuhnya kedaulatan pangan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat tenang menghadapi bulan suci Ramadhan," pungkas Mbak Ita.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang Bambang Pramusinto menyebut, stok beras di Kota Semarang masih aman hingga 3 bulan ke depan. Dari data, persediaan beras mencapai 50.800 ton, sedangkan kebutuhan setiap bulannya di Kota Semarang mencapai tingkat konsumsi 15 ribu ton beras. Sehingga estimasinya masih bisa mencukupi tiga bulan ke depan, apalagi masih akan ada restock dari Bulog dan distributor lainnya.
Pihaknya terus melakukan sejumlah antisipasi kenaikan harga dan melakukan pengendalian harga menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
"Kami lakukan monitoring melibatkan semua pihak, hingga ke level bawah ikut memonitor. Harapannya, jangan sampai ada yang menumpuk bahan pangan dan spekulan-spekulan," tuturnya.
Baca juga: Tren Perekonomian Kota Semarang Mulai Positif, Raffi Ahmad Puji Mbak Ita Mampu Rangkul Investor
Bambang menilai, program Pak Rahman yang merupakan bentuk kolaborasi antara Pemkot Semarang, Bulog, pihak swasta, BUMP dan pelaku pangan yang menggelar pasar murah bagi masyarakat ini sangat membantu.
Kolaborasi itu juga tidak hanya terfokus pada program Pak Rahman, tetapi juga Lumbung Pangan Kota Semarang (Lumpang Semar). Hingga saat ini, tercatat sudah ada 91 titik di 16 kecamatan dan 64 kelurahan, serta 11 toko yang menjadi mitra pangan.
"Ini sedang kami buatkan sistemnya, sehingga ketika ada kebutuhan masyarakat terhadap komoditi pangan tertentu kita bisa langsung suplai," jelasnya. (*)