Wardatun Tewas Diduga Dibunuh, Anaknya Berusia 2,5 Tahun Jadi Satu-satunya Saksi Kunci
Sang bayi yang baru berusia 2,5 tahun berinisial NZ disebut menjadi saksi kunci dalam kasus ini.
Editor: Dewi Agustina
"Kan saya belum tahu ya motifnya apa, ternyata saya lihat loker saya kok hilang semua. Uang senilai hampir 160 juta dan handphone saya hilang," jelasnya.
Mahfud berasumsi saat kejadian, istrinya sempat melakukan perlawanan terhadap pelaku.
"Kemungkinan juga istri saya tahu dan melawan," imbuhnya.
Mahfud merupakan orang pertama yang mengetahui jasad istrinya.
Dia tidak tidur dalam satu kamar saat kejadian.
Dia juga mengaku tidak mengetahui apa-apa, termasuk ciri-ciri pelakunya.
Pengakuan Mertua Korban
Sementara itu Khuzaini (65), mertua korban atau ibu dari Mahfud mengaku sempat membangunkan keluarga Datun untuk makan sahur.
Khuzaini mengatakan, sekitar pukul 03.00 WIB dirinya sempat mengetuk pintu rumah Mahfud untuk membangunkan makan sahur.
Namun tidak ada respons, sehingga dia kembali ke rumahnya yang berdampingan dengan rumah korban.
Seusai salat, Khuzaini kembali pulang ke rumah dan melanjutkan bersih-bersih piring.
"Kemudian tertidur, tahu-tahu dibangunkan Mahfud sambil meminta tolong. Saya langsung lari ke rumah dan masuk kamar. Dan melihat Datun (panggilan akrab Wardatun Thoyyibah) tertelungkup di lantai. Di kasur juga banyak darah. Sedangkan anaknya masih tidur," kata Khuzaini.
Setelah melihat Datun tertelungkup di lantai, Khuzaini mengaku langsung mengangkat jasad Datun ke atas tempat tidur.
Kemudian, Khuzaini mengambil anak korban yang masih tidur.
Setelah itu, ia membersihkan tempat tidur dan membersihkan wajah Datun yang berlumuran darah menggunakan tangan.
"Saya kira digigit ular, sebab terlihat ada lubang-lubang di leher. Baju daster yang dipakai juga berlumuran darah. Baru sadar kalau itu pencurian, setelah anak saya (Mahfud), mengetahui uang di lemari tidak ada dan pintu belakang terbuka," ungkapnya.
Menurut Khuzaini, setelah itu, tetangga ramai dan perangkat desa datang. Perangkat desa ada yang lapor ke Polisi.
Khuzaini mengaku heran atas kejadian tersebut.
"Baru kali ini ada pencurian juga pembunuhan. Setahu saya, tidak ada kejadian seperti ini," tuturnya.
Menurut Khuzaini, setiap hari Mahfud selalu tidur larut malam, di atas pukul 01.00 WIB.
Sebab Mahfud menghitung laporan keuangan selesai hasil penjualan pulsa, penarikan uang dan pembayaran token listrik.
"Kemungkinan saat terlelap tidur, di atas pukul satu pagi, pencuri masuk rumah. Sehingga, saat sahur saya mengetok pintu pukul 03.00 WIB sudah tidak ada respons," tandasnya.
Kesaksian Warga
Peristiwa itu diketahui sekitar pukul 06.30 WIB, saat Mahfud dibangunkan ibunya yang tinggal di sebelah rumah.
Mahfudl tidak sempat makan sahur karena dia terlelap tidur di ruang tamu.
Setelah dibangunkan, Mahfud mencari istrinya yang tidur di kamar.
Seketika ia terkejut melihat istrinya sudah terkapar di tempat tidur dengan luka-luka pada anggota badan.
Sedangkan putrinya yang masih berusia 2 tahun masih tidur.
"Setelah memberitahu keluarganya dan diperiksa lemari, ternyata uang senilai Rp 150 juta lebih hilang," kata warga yang enggan disebutkan namanya.
Atas kejadian tersebut, pihak keluarga langsung lapor ke Desa dan dilanjutkan ke Polsek Dukun.
"Saya dikabari warga, setelah itu ke lokasi dan lapor ke polisi," kata Abd Rohim, Kepala Desa Imaan melalui telepon selulernya.
Dari keterangan warga, pintu rumah korban bagian belakang rusak akibat dicongkel pencuri.
"Informasinya, pintu bagian belakang rumah korban itu rusak akibat dicongkel," imbuhnya.
Setelah pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) jenazah Wardatun langsung dibawa ke RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik untuk dilakukan autopsi.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Update Kasus Pencurian Berujung Pembunuhan di Gresik, Disebut Anak Korban Jadi Saksi Kunci