Siswi MTs di Sumbar Jadi Korban Peluru Nyasar: Hampir Satu Bulan Peluru Bersarang di Perutnya
Sebuah tembakan bersarang di perut Bela. Tidak diketahui siapa yang meletuskan senjata.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, PADANG PARIAMAN - Sungguh kasihan nasib Bela Cintia (14) Siswa kelas 3 MTs Pilubang, Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) menjadi korban peluru nyasar.
Sebuah tembakan bersarang di perut Bela. Tidak diketahui siapa yang meletuskan senjata.
Selama hampir sebulan, peluru tersebut hingga kini masih bersarang di perut Bela.
Baca juga: Siswi SMP di Kendari Terkena Peluru Nyasar, Oknum Polisi Bubarkan Tawuran Pakai Tembakan Peringatan
Keluarga telah membuat laporan ke Polres Pariaman, Kamis (25/2/2024).
Bela mengalami luka tembak saat pulang bersama tujuh temannya dari MTS di Pilubang, Padang Pariaman.
Menurut Polres Pariaman, peristiwa bermula saat korban pulang sekolah dengan berjalan kaki.
Saat sampai di kawasan Sungai Lawai Korong Balekok Nagari Kuranji Hulu, korban mendengar suara dentuman di atas atap rumah milik warga bernama Samar.
Tiba-tiba, korban merasakan sakit di bagian perut sebelah kiri dan langsung terjatuh. Perutnya mengalami luka dan mengeluarkan darah.
Pihak keluarga langsung membawa anak ke lima dari enam bersaudara itu ke Puskesmas Sungai Limau, sebelum akhirnya dilarikan ke RSUD Pariaman.
Di RSUD Pariaman, Bela menjalankan operasi keesokan harinya (Jumat), untuk mengeluarkan peluru yang ada di perutnya.
Ibunya, mengaku operasi tersebut gagal terlaksana, peluru tidak bisa keluar dalam perut anaknya yang sudah menahan rasa sakit sejak hari kejadian.
"Kata dokter, posisinya (peluru) berpindah-pindah. Sehingga tidak bisa dikeluarkan," ujarnya mengingat detail percakapan dokter di pagi yang menegangkan itu.
Baca juga: Kondisi Pelajar SMP Korban Peluru Nyasar di Kendari, Kronologis versi Polisi hingga Tindak Lanjut
Setelah gagal melakukan operasi, dokter meminta persetujuan padanya melanjutkan operasi dengan dampak bisa terjadi pendarahan pada Bela.
Persetujuan itu tidak diamini begitu saja oleh Leni, ia meminta juga saran dari dokter bersangkutan, supaya anak gadisnya bisa selamat.