Solo Menari 2024 Kembali Digelar 29 April 2024 di 3 Lokasi, Cek Apa Saja Agendanya
Festival seni dan budaya Solo Menari 2024 akan kembali diselenggarakan selama sehari pada 29 April 2024 di Kota Solo, Jawa Tengah.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Wahyu Aji
Sebagai sebuah pagelaran yang berusaha melestarikan seni budaya bangsa, penyelenggara berharap ajang Solo Menari ini menjadi program yang sustinable.
Dengan berbagai langkah strategi yakni dengan mengembangkan sistem Membership of Solo Menari dari beragam shakeholders dan masyarakat umum.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menguatkan masyarakat pendukung Solo Menari.
Selain itu juga membuat tim Fundraising yang solid, yang ditujukan untuk melakukan kegiatan fundraising jangka panjang dan jangka pendek.
Meski demikian, Heru Mataya mengakui masih ada kendala yakni sulitnya mencari sponsorship untuk kegiatan tari, mengingat seni tari di Indonesia bukan seni yang bersifat pop.
Di sisi lain, gempuran teknologi digital mempersulit membentuk (mewujudkan) masyarakat pendukung seni tari Indonesia. Terlebih di era Gen Z yang lebih mengedepankan tontonan yang bersifat live (langsung).
“Dunia tari sekarang tidak hanya membutuhkan penonton, melainkan viewer. Hal itu akan memudahkan terwujudnya masyarakat pendukung tari untuk kerja penyelenggaraan acara dan fundraising,” jelasnya.
Baca juga: Jadwal dan Lokasi Gelaran Solo Menari di Kota Solo, Sambut Hari Tari Sedunia
Apalagi saat ini banyak gedung seni pertunjukan yang sudah jarang digunakan untuk pentas seni, dikarenakan ketidakmampuan membayar sewa gedung pertunjukkan.
“Kendala tersebut menjadi tantangan yang harus dihadapi dan disikapi. Dukungan dari pemerintah maupun perusahaan swasta/BUMN melalui program CSR ataupun lembaga Filantropi sebagai upaya pelestarian seni tari dan budaya sangat dibutuhkan. Jadi diperlukan tim kerja fundraising yang solid dan mau bekerja secara berkelanjutan,” ujar Heru.
Dia menambahkan, kekayaan seni tari bangsa Indonesia harus dilestarikan dan dikembangkan agar generasi muda tetap merasa bangga dengan seni tari yang tumbuh di lingkungan masyarakat. “Jangan sampai seni tari tergerus arus globalisasi,” pungkasnya.