3 Kisah Pilu di Balik Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang
3 kisah pilu di balik kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, 11 orang tewas.
Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Bobby Wiratama
"Saat ketemu terakhir, dia berpesan: tolong rumah kamu dilihatin. Saya tidak tahu itu pesan terakhirnya," ujar Zaenal.
"Saya tiga tahun tidak ketemu beliau. Lebaran kemarin jadi pertemuan terakhir. Tetapi dia sosok kakak yang baik dan bertanggung jawab."
Semasa hidupnya, Suprayogi juga berkontribusi dalam memakmurkan masjid Nurul Muttaqin di lingkungannya.
Seusai meninggal dunia, Suprayogi disalatkan di masjid yang pernah ia makmurkan semasa hidup.
Suprayogi meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Istri Suprayogi turut menjadi korban dalam kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok.
Saat ini, sang istri masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Siswa SMK Jadi Tulang Punggung Keluarga
Duka serupa turut dirasakan keluarga korban tewas kecelakaan bus SMK Lingga Kencana, Mahesya Putra.
Ibunda Mahesya Putra, Rosiana, menyebut semasa hidup korban adalah tulang punggung keluarga sepeninggal sang ayah.
Seusai lulus SMK, korban berencana langsung mencari pekerjaan tetap demi membantu perekonomian keluarga.
Namun nahas, maut lebih dulu menjeputnya.
"Dia anaknya baik. Pokoknya tulang punggung keluarga. Kalau mau misalkan dia bilang udah lulus mau kerja membahagiakan orang tuanya," kata Rosdiana saat ditemui di rumah duka di jalan Rangkapanjayabaru, Depok, Jawa Barat pada Minggu (12/5/2024).
Mahesya merupakan anak pertama dari lima bersaudara.
Bersama keluarganya, Mahesya hidup di sebuah rumah kecil yang terletak di dalam gang sempit.