Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Kisah Pilu di Balik Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang

3 kisah pilu di balik kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, 11 orang tewas.

Penulis: Jayanti TriUtami
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in 3 Kisah Pilu di Balik Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Keluarga berdoa di depan makam korban kecelekaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang usai dimakamkan di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024). Sebanyak 11 orang yakni 10 siswa SMK Lingga Kencana Depok dan satu pengendara sepeda motor meninggal dunia akibat kecelakaan bus pariwisata di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5/2024). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Iya dia udah rencana si untuk kerja, pergi kuliah juga," ungkapnya.

"Dia itu orangnya semangat untuk mengejar cita-cita ya pokoknya orangnya nggak neko-neko dah, nggak pernah minta apa-apa yang ibunya gak bisa berikan. Pokoknya nggak neko-neko dia. Iya apa adanya," pungkasnya.

Baca juga: Kecelakaan Maut Bus di Subang, Indonesia Dinilai Darurat Keselamatan Lalu Lintas dan Transportasi

Bahkan, Mahesya rela menjadi kuli pengangkut pasir demi mendapat uang untuk membayar acara perpisahan sekolah sebesar Rp 800 ribu.

Bersama seorang temannya, Mahesya menghabiskan waktunya untuk menjadi kuli pengangkut pasir.

"Dia tuh juga cari uang jajan apa saja sama buat nambahin berangka ke acara wisuda di Bandung," ujar kerabat korban, Mariah.

Unggahan Terakhir Korban

Sebelum tewas dalam kecelakaan, Ade Nabila Anggraini, siswa SMK Lingga Kencana, sempat membuat unggahan di akun Instagram @adenabila, pada 13 Januari 2024.

Dalam unggahannya, Ade menampilkan empat foto.

Berita Rekomendasi

Pada foto pertama tampak gambar bunga dan pada foto terakhir merupakan foto selfie-nya.

Dalam tulisan panjangnya itu, Nabila mengurai nasehat soal kehidupan dan kematian.

Berikut caption lengkapnya:

Hidup ini adalah tanggung jawab, bukan pelarian.

Berlari sekencang apapun, menghindar sejauh apapun, yg namanya hidup tetaplah hidup. Dan ia akan selalu penuh dengan tanggung jawab ( bagi yg menyadari, dan kuharap kita semua menjadi sadar akan esensi hidup itu).

Dalam berjuang menggaungkan kebenaran, rasanya jalan itu panjang sekali, bukan? Namun aku pernah membaca serangkaian wacana yg cukup menyentil hatiku.

"Tanggung jawab berjuang dalam jalan kebenaran itu sebenarnya singkat. Kamu hanya perlu berjuang sampai mati. Jika kamu mati besok, maka tanggung jawab mu selesai sampai besok saja. Sudah sesingkat itu."

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas