BNPB: Korban Meninggal Banjir Bandang di Sumbar jadi 50 Orang, 27 Orang Masih Hilang
BNPB mencatat, korban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 50 orang, Selasa (14/5/2024).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Sri Juliati
Selanjutnya, pada kunjungan kerja hari kedua, Selasa (14/5), Kepala BNPB direncanakan akan bertolak ke daerah terdampak sekaligus melakukan tinjauan udara.
Hal tersebut, dimaksudkan guna melihat dampak kerusakan akibat banjir lahar dan longsor yang terjadi.
Adapun lokasi tinjauan di sejumlah titik di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Tanggap Darurat Bencana Sumbar sampai 24 Mei 2024
Dikutip dari TribunPadang.com, pemerintah pusat bersama Pemprov, Pemda, dan TNI/Polri sepakat menetapkan tanggap darurat bencana di Sumbar pada 12 sampai 24 Mei 2024.
Masa tanggap darurat bencana di Sumatera Barat ini, berlangsung selama dua pekan.
"Dari Pemerintah Pusat dan Pemprov, Kabupaten/Kota, TNI/ Polri sudah sepakat tadi kita menetapkan tanggap darurat," kata Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto.
Pada masa tanggap darurat, Pemerintah Pusat sepakat memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana harus terpenuhi.
BMKG: Gempa-gempa Kecil Turut jadi Pemicu Banjir dan Longsor di Sumbar
Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan banjir lahar hujan yang terjadi di Agam dan Tanah Datar tak hanya disebabkan erupsi Marapi, namun juga dipicu gempa-gempa kecil selama sebulan terakhir.
"Kami menganalisis, penyebab tidak hanya dampak erupsi Marapi, tetapi juga pengaruh getaran gempa," kata Dwikorita, Minggu malam.
BMKG mencatat, selama satu bulan terakhir sudah terjadi 35 kali gempa bumi dengan magnitudo M,3 atau kurang.
Getarannya tidak dirasakan manusia, tetapi berefek pada tebing-tebing.
"Penyebab tidak hanya erupsi, tapi juga pengaruh getaran gempa, karena BMKG juga mendeteksi selama satu bulan terakhir sebelum kejadian bencana ini terjadi terjadi gempa-gempa kecil magnitudo sekitar M 3,0," lanjut Dwikorita.
Adapun menurutnya, gempa-gempa kecil itu bisa meretakkan batuan dan menimbulkan runtuhan batuan atau tanah.
Baca juga: Jasad Staf TU SMKN Korban Banjir Bandang di Sumbar Teridentifikasi dari Tanda Tahi Lalat di Leher
Lantas, reruntuhan batuan atau Tanah terakumulasi dan dibawa air dari puncak Gunung Marapi.