Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Letnan Eko Tewas di Papua Pegunungan, TNI Sebut Bunuh Diri tapi Keluarga Curigai Status WA Terakhir

Seorang perwira pertama TNI Angkatan Laut bernama Lettu Laut Eko Damara ditemukan tewas di Papua. Keluarga curiga ini pembunuhan.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Letnan Eko Tewas di Papua Pegunungan, TNI Sebut Bunuh Diri tapi Keluarga Curigai Status WA Terakhir
Kolase Tribunnews
Seorang perwira TNI AL Asal Sumatera Utara (Sumut) Lettu Laut (K) dr Eko Damara (31) disebut bunuh diri saat mengikuti satgas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Keluarga curiga sang letnan dibunuh. 

Ia menilai harusnya pihak TNI Angkatan Laut melakukan otopsi jenazah, maupun penyelidikan mendalam benar tidak personelnya bunuh diri.

"Almarhum disebut meninggal bunuh diri begitu sampai ke rumah duka tanggal 29 April. Yang menyampaikan Danyonkes, meninggal bunuh diri karena malaria," katanya.

Kronologi hingga Dugaan Keluarga

  • Lettu Eko Damara ditemukan tewas pada 27 April 2024 lalu. Kemudian jenazah dibawa ke Stabat, Kabupaten Langkat pada 29 April kemarin.
  • Setelah melihat diduga bekas luka di punggung, lutut Eko Damara, keluarga meminta TNI melakukan otopsi jenazah mendiang.
  • Pada 2 Mei lalu, keluarga korban sudah bersurat ke Presiden RI Joko Widodo yang ditembuskan ke Panglima TNI, KASAL, Puspom TNI serta Puspom TNI AL supaya jasad mendiang diotopsi.
  • Lalu pada 8 Mei, mereka juga datang langsung ke Puspom TNI, kemudian diarahkan ke Puspom TNI AL.
  • Disini pihak keluarga mendengar pernyataan berbeda, yakni dr Eko Damara disebut bunuh diri karena utang.
  • Kemudian, lokasi penemuan mayat dr Eko juga berubah, dimana awalnya di kamar mandi, kini disebut di kamar tidur.
  • Sayangnya, meski sudah bersurat ke Presiden dan datang langsung ke Puspom TNI AL meminta otopsi jenazah dan penyelidikan belum ada respon hingga kini.

Hal di atas semakin menguatkan dugaan keluarga bahwa Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara tewas dibunuh, bukan bunuh diri.

"Di sana, dijelaskan bahwa almarhum bunuh diri karena hutang itu yang kami dengar. Kemudian tempat kejadian perkara berubah, yang semula di awal di kamar mandi. Ini berubah di kamar tidur. Kan aneh,"ungkapnya.

"Makanya kami hari ini mengusulkan supaya jenasah diotopsi agar jangan ada asumsi liar dari keluarga.Sederhana yang kami minta, Otopsi supaya tidak ada asumsi liar. Tetapi sampai hari ini tidak ada yang menghubungi soal otopsi,"sambungnya.

Keluarga dr Eko Damara meminta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memerintahkan supaya kematian Eko diusut.

Berita Rekomendasi

Abdul mendesak Panglima juga mencopot sementara para komandan dan personel yang ada di lokasi untuk memudahkan penyelidikan.

Otopsi jenazah maupun bongkar makam diperlukan guna membuktikan penyebab pasti kematiannya.

"Kami berharap panglima TNI peduli dan memberikan atensinya supaya mengungkap penyebab pasti kematian mendiang,"harapnya.

Merasa Ditekan Komandan

Sebelum ditemukan tewas tertembak di kepala belakang tembus ke kening atas pada 27 April, ia sempat berkirim pesan ke abangnya, Dedi pada 22 April.

Dalam pesan singkatnya ia menyebut memiliki masalah besar di tempatnya bertugas.

Namun demikian ia tak menjelaskan masalah apa yang dialaminya.

"Itu dia chat tanggal 22 April bilang, sebenarnya masalahku besar. Masalah ku disini. Ketika saya tanyakan dia gak mau jawab,"ungkap Dedi, Abang Lettu Laut Kesehatan dr Eko Damara.

Bukan cuma itu, kurang lebih sepekan sebelum tewas ia juga pernah kirim pesan ke kawan SMA nya kalau dia merasa tertekan oleh komandannya.

Tapi ia tidak menjelaskan juga siapa komandan yang dimaksud.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas