Kuli Angkut Naik Haji, Kerja sejak Tahun 90-an, Pria di Kudus Berangkat Haji Bareng Anak dan Istri
Pria yang berprofesi sebagai kuli angkut ini berasal dari Desa Ngembalkulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria bernama Iskan Engsan (61) berangkat haji tahun ini bersama istrinya, Muntaham Rukam (58) dan anak pertamanya.
Pria yang berprofesi sebagai kuli angkut ini berasal dari Desa Ngembalkulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Ia mengumpulkan dana untuk naik haji dari pekerjaannya tersebut sejak tahun 90-an.
"Waktu tahun 90-an itu sudah jadi kuli angkut, ya apa saja batu, genting, kayu itu dibayar seadanya gitu terus saya tabung sampai punya mobil angkut sendiri," ujar Iskan Engsan, Sabtu (25/5/2024).
Hingga akhirnya pada tahun 2001 Iskan Engsan mampu membeli mobil angkutannya sendiri dan dia gunakan untuk bekerja sehari-sehari.
Bermodalkan mobil tua itu, Iskan mulai merintis usahanya, mulai dari kuli panggul, kuli angkut dan mengarit rumput untuk mengumpulkan pakan ternak, dan memproduksi genting telah dia lalui.
Mulai saat itu, Iskan mampu sudah berniat untuk berangkat haji, pada tahun 2012 Iskan mulai mengalokasikan sebagian uang pendapatannya untuk berangkat ke tanah suci.
Iskan sempat mengaku berat saat mulai merintis tabungan berangkat hajinya, yang pada awalnya tak bisa konsisten dalam menabung.
Namun lantaran keinginanya yang menggelegak dia rela untuk bekerja keras dan terus rutin nabung sedikit demi sedikit di kaleng bekas kue kering.
"Ya misal itu sehari dapat Rp50ribu, yang Rp20ribu memang saya tabung untuk haji dan sisanya untuk kebutuhan rumah. Tapi terkadang ga mesti, sehari ntah nabung Rp5ribu atau Rp10ribu yang penting nabung," ucap Iskan.
Saat mengingat perjuangannya untuk bisa berangkat haji, mata Iskan mulai berkaca-kaca lantaran pencapaiannya saat ini sudah bisa diraihnya.
Baca juga: 14 Jemaah Haji Indonesia Meninggal pada Pemberangkatan Gelombang Pertama, Berikut Identitasnya
Tidak hanya menabung saja, usai beribadah lima waktu Iskan selalu bermunajat melangitkan doa yang sama. Untuk bisa beribadah haji menyempurnakan rukun islamnya yang ke lima.
Derai air matanya juga tak bisa dia bendung, setiap kali mengingat perjuangan masa lalunya untuk bisa beribadah haji.
"Saya tidak berhenti untuk minta sama Yang Kuasa. Yang Kuasa itu lebih tahu kok, apa yang diminta hambanya. Tapi memberinya dengan cara apa kan kita tidak tahu," ucapnya.