Kuli Angkut Naik Haji, Kerja sejak Tahun 90-an, Pria di Kudus Berangkat Haji Bareng Anak dan Istri
Pria yang berprofesi sebagai kuli angkut ini berasal dari Desa Ngembalkulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Begitu melihat tabungan pada 2010, niat Supiyah itu akhirnya direalisasikan.
Tabungan selama puluhan tahun dibelikan emas.
Pada saat tiba mendaftar, emas 20 gram dijual.
Begitu juga saat pelunasan juga masih bisa diambil.
“Meskipun penghasilan saya tidak tetap, Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya bisa nabung untuk haji yang penting tekadnya kuat,” kata Supiyah membocorkan rahasia sukses menabung.
Nenek empat anak dan sejumlah cucu ini mengaku seharusnya berangkat haji di tahun 2021.
Tapi karena pandemi Covid-19 membuatnya tidak bisa berangkat ke tanah suci, keberangkatan ibadah haji pun ditunda.
Supiyah sudah menyiapkan doa khusus ketika di tanah suci.
Dia berharap agar senantiasa diberikan kesehatan, murah rezeki dan panjang umur.
"Ya doanya gak banyak-banyak diberi sehat, lancar rezeki dan panjang umur," ujar Supiah.
Bahkan ketika nanti di Arab Saudi ada yang memintanya untuk memijat maka dia sanggup melakukan itu, asalnya tidak mengganggu waktu ibadah.
"Waktu masuk di asrama haji saja sudah ada yang pijat. Alhamdulillah diberi imbalan Rp 50 ribu," tegasnya.
"Ya nanti jika sudah di Makkah ada yang minta pijat ya tetap dilayani kan membantu orang dapat pahala," imbuh Supiyah.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Inilah Sosok Iskan Engsan Kuli Angkut Kudus yang Berjuang Agar Bisa Naik Haji, Istri dan Anak Ikut
dan di TribunJatim.com dengan judul Perjuangan Tukang Pijat asal Surabaya Naik Haji, Wujudkan Impian Berkat Nabung Rp10.000 Setiap Hari