Kuli Angkut Naik Haji, Kerja sejak Tahun 90-an, Pria di Kudus Berangkat Haji Bareng Anak dan Istri
Pria yang berprofesi sebagai kuli angkut ini berasal dari Desa Ngembalkulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Kapan ya saya bisa naik haji sama keluarga sama anak, tapi Alhamdulillah meski anak saya tidak ada tapi bisa badal haji Alhamdulillah itupun biayanya tidak sedikit," sambungnya dengan mata berkaca-kaca.
Iskan juga pernah pesimis saat gempuran Covid-19 mulai menasuki Indonesia, apalagi Kabupaten Kudus pernah menjadi zona hitam pada era pandemi.
Seharusnya, dia dijadwalkan berangkat pada tahun 2021. Perasaan was-waspun berkecamuk di dalam dirinya, apakah bisa atau tidak berangkat haji ditengah kasus kematian Covid-19 yang tinggi.
"Harusnya berangkat 2021, pas itu mikir wah bisa berangkat benar tidak ya. Saya terus berdoa dan minta sama Allah. Terus tahun 2024 ini akhirnya saya bisa berangkat kloter 68," ucapnya.
Saat dirinya mendapatkan pengumuman keberangkatan pada tahun 2024, Iskan merasa terharu. Segala persiapan telah dia lakukan, hingga selama satu tahun ini, dia mengurangi intensitas pekerjaannya dan berolahraga, untuk menyiapkan fisiknya se prima mungkin saat beribadah.
Tukang Pijat Naik Haji
Setelah sebelumnya ada seorang loper koran di Bogor, Jawa Barat yang naik haji pakai uang yang ditabung selama 11 bulan.
Kali ini kisah inspiratif yang sama datang dari Kota Surabaya, Jawa Timur.
Mbah Supiyah (60), calon jemaah haji (CJH) asal Kota Surabaya ini berangkat haji berkat nabung Rp10 ribu per hari.
Tukang pijat keliling di Kota Pahlawan ini bisa mewujudkan impian besarnya naik haji. Impian yang diidam-idamkan sejak usia SD.
Berkat perjuangan tak kenal lelah mengitari Surabaya, Mbah Supiyah biasa menawarkan jasa pijat kesehatan.
Kemahiran memijat Mbah Supiyah bahkan sudah terkenal hingga belakangan banyak pelanggan.
Saat usia sudah tidak muda lagi, pelanggan yang datang ke rumahnya untuk dipijat.
Jemaah haji kloter 15 asal Kota Surabaya itu sehari-hari memang menjadi tukang pijat keliling di Surabaya.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) merilis bahwa perempuan tukang pijat ini sudah bekerja sebagai tukang pijat keliling, sejak usia 17 tahun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.