Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kuli Angkut Naik Haji, Kerja sejak Tahun 90-an, Pria di Kudus Berangkat Haji Bareng Anak dan Istri

Pria yang berprofesi sebagai kuli angkut ini berasal dari Desa Ngembalkulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Kuli Angkut Naik Haji, Kerja sejak Tahun 90-an, Pria di Kudus Berangkat Haji Bareng Anak dan Istri
Rachmat Hidayat/Tribunnews.com
Prosesi Tawaf di Kabah 

Bahkan di usianya yang sudah lanjut masih menjalankan profesinya tersebut.

Kemampuan memijat yang dia miliki tak hanya menghilangkan pegal dan sakit linu pasien.

Kadang usia bayi kerap dipijat ke Mbah Supiyah.

Dia mampu memijat kurang lebih dua jam untuk sekali pijat.

Dari hasil kerja kerasnya memijat dari rumah ke rumah, dia mendapatkan upah.

Biasanya pelanggan dan masyarakat yang menggunakan jasa pijatnya membayar Rp 30.000 sampai Rp 70.000.

"Tidak mesti, kadang ramai kadang sepi. Tapi ada saja warga yang mau dipijat," ucap Mbah Supiyah.

Berita Rekomendasi

Keterampilan memijat Mbah Supiyah diakui dimiliki sejak usia SD.

Supiyah pun terus meningkatkan skill pijatnya dan makin banyak pelanggannya.

Sampai akhirnya, dia ingin merealisasikan impiannya bagiamana bisa naik haji.

Pada usia remaja sekitar 17 tahun, Supiyah mulai menabung. Dia menyisihkan uang Rp 10.000 setiap hari.

Selama 24 tahun, Supiyah konsisten menabung khusus haji Rp 10.000 per bari. "Harus saya paksa sehari wajib nabung," tuturnya.

Penghasilan Supiyah yang tak tentu, tak menyurutkan niat Supiyah untuk mewujudkan cita-citanya berhaji.

Dari tekad kuat tersebut, Supiyah tekun menabung tanpa berhenti sama sekali.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas