Terungkap Tulisan Lain dari Kasus Kerangka Ibu dan Anak: Ada di USB dan Buku, Ungkap Kecewa ke Suami
Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto membeberkan ada tulisan lain yang ditinggalkan Indah dan Elia semasa hidup. Tulisan itu ditemukan di USB dan buku.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Pravitri Retno W
Tulisan Indah lainnya, "Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya."
Kemudian Elia juga turut mengungkap kekecewaan pada sang ayah lewat tulisan di dinding ruang tengah rumahnya.
Pesan Elia berbunyi, "Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah. Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya tuhan yang sempurna."
Kerangka Ibu dan Anak Ditemukan Kenakan Pakaian Lengkap
Kerangka Indah dan Elia pertama kali ditemukan oleh mantan suami Indah yang datang mengambil barang di rumah keduanya, Senin (29/7/2024).
Hal tersebut diungkap oleh Pj Kepala Desa Tani Mulya, Wawan Sutisna.
"Ditemukan oleh mantan suaminya," kata Pj Kepala Desa Tani Mulya, Wawan Sutisna, Selasa(30/7/2024).
Baca juga: Sosok Mudjoyo Tjandra, Suami yang Temukan Kerangka Istri dan Anak di KBB, Diduga 3 Kali Menikah
"Dia sempat laporan untuk membuka gembok mau ngambil sesuatu di dalam karena status mereka ini sudah bercerai sejak tahun 2018," tambahnya.
Sementara itu, Kapolsek Padalarang, AKP Kusmawan, mengatakan kerangka ibu dan anak itu ditemukan di tempat tidur.
"Posisi saat ditemukan, kerangka tersebut terbaring di tempat tidur. Jadi, yang ditemukan ada dua kerangka yang diduga ibu dan anak, posisinya di dua kasur yang berbeda," kata Kusmawan.
Ia menambahkan, kedua korban selama ini mengunci diri atau dikunci di dalam rumah milik mereka. Sehingga, pintunya harus dijebol.
"Jadi, selama ini ibu dan anak itu tidak berkomunikasi dengan warga setempat, termasuk dengan suaminya," ucapnya.
Kusmawan menduga, ibu dan anak tersebut diperkirakan sudah meninggal dunia sejak enam tahun yang lalu.
Sementara, polisi masih harus melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menunggu hasil autopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban.
"Jenazah sementara ini kita kembalikan dulu kepada keluarga, apakah mau dilakukan identifikasi lanjutan atau tidak," ujar Kusmawan.