Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun
Tujuan Terkait

Semangat Konservasi Joko Tirtono Jaga Kualitas Hidup Satwa Gembira Loka Zoo

Pencapaian Gembira Loka Zoo saat ini tentunya tak lepas dari berbagai terpaan, mulai dari menurunnya pengunjung, bencana alam seperti gempa bumi

Penulis: Willem Jonata
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Semangat Konservasi Joko Tirtono Jaga Kualitas Hidup Satwa Gembira Loka Zoo
Istimewa
 Joko Tirtono, Direktur dari Kebun Raya serta Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta  

TRIBUNNEWS.COM - Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Antonious Tirtodiprojo alias Joko Tirtono punya semangat konservasi dan pelestarian budaya sebagai prinsip dalam menjalankan pekerjaannya.

Dua hal itu yang kemudian membawa Kebun Binatang Gembira Loka di Kotagede, Yogyakarta, jadi salah satu lembaga konservasi dengan nilai 84,77 atau nilai huruf A terkait mutu oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada September 2022 dan berlaku sampai sekarang.

Penilaian tersebut didapat dari tujuh komponen mulai dari administrasi dan fasilitas pengelolaan, pengelolaan satwa, kesehatan satwa, fasilitas pengunjung, konservasi dan pemberdayaan masyarakat, serta sumber daya manusia serta keberlanjutan (sustainability), dan akan berlaku selama lima tahun.

Joko Tirtono mengaku bersyukur atas pencapaian tersebut. Sebab, hal itu mampu menegaskan komitmen Gembira Loka Zoo sebagai lembaga konservasi yang membangun kebun binatang menjadi lebih baik berlandaskan visi dan misinya.

“Terakreditasinya Gembira Loka Zoo dapat digunakan untuk menghindari praktik buruk manajemen yang mempengaruhi kualitas hidup satwa,” ujar Joko Tirtono selaku Direktur Utama Gembira Loka Zoo.

Pencapaian Gembira Loka Zoo saat ini tentunya tak lepas dari berbagai terpaan, mulai dari menurunnya pengunjung, bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus yang merusak fasilitas serta sarana dan prasarana, hingga pandemi Covid-19.

Bahkan, para karyawan sempat dirumahkan saat masa Covid-19 untuk menghemat biaya operasional, mengingat tak adanya bantuan dari pemerintah daerah.

BERITA REKOMENDASI

Namun, Gembira Loka Zoo mampu bertahan hingga saat ini lantaran terus menjaga branding dan selalu berusaha untuk tetap eksis.

Salah satunya dengan mengadakan streaming online video melalui Instagram dengan akun @gembiraloka.zoo atau YouTubenya terkait satwa-satwa GL Zoo, yang bernama Jendela GL Zoo.

Baca juga: Pilot WN Selandia Baru di Papua Tewas Akibat Ulah KKB, Jasad dan Helikopter Ikut Dibakar

Jendela GL Zoo ditujukan untuk memberikan pengetahuan edukasi kepada para sobat satwa terkait apa saja yang dilakukan di belakang layar suatu kebun binatang, tak terkecuali fakta-fakta unik satwa.

Tentunya, keberhasilan tersebut tak lepas dari tangan Joko Tirtono selaku direktur.

"Tawa bahagia anak-anak dan keluarga muda ketika berwisata edukasi di Gembira Loka juga menjadi salah satu semangat untuk terus menjadikan kebun binatang gembira loka yang lebih baik lagi," paparnya.


"Fokus utamanya memberikan edukasi satwa kepada anak-anak sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak hanya terkait konservasi satwa namun juga edukasi terkait konservasi lingkungan," terangnya.

Joko Tirtono kelahiran Jetis, Bumijo, Yogyakarta, merupakan anak dari Tirtowinoto, pengusaha lokal yang ditunjuk langsung oleh Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam VIII untuk melanjutkan pembangunan Kebun Rojo atau yang kini dikenal sebagai Gembira Loka pada tahun 1959.

Setelah ayahnya meninggal dunia di 1987, Joko Tirtono dikukuhkan menjadi pengurus Yayasan dan menjabat sebagai Bendahara I sekaligus Direktur dari Kebun Raya serta Kebun Binatang Gembira Loka.

Baca juga: Viral Anoa Satwa Endemik Masuk Kawasan Tambang di Konawe, Ini Respons KLHK

Sudah 37 tahun Joko Tirtono menjabat sebagai direktur dari Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Joko Tirtono menghabiskan masa kecil dan remajanya dengan mengenyam pendidikan di kota pelajar Yogyakarta.

Setelah menempuh pendidikan SMP di Immaculata pada 1980, Joko Tirtono pun melanjutkan sekolahnya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta dan Fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Gadjah Mada.

Dengan semangat konservasi dan pelestarian budaya, Joko Tirtono diberi gelar ningrat kehormatan yakni Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) dari Bupati Anom pada tahun 9 November 1988.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas