Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Chattra Borobudur Tinggalan van Erp Dibongkar dan Akan Dipasang di Puncak Candi

Tim BRIN dan Ditjen Bimas Budha Kementerian Agama RI saat ini Tengah mempersiapkan pembongkaran dan pemasangan chattra di Balai KoOnservasi Borobudur.

Editor: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Chattra Borobudur Tinggalan van Erp Dibongkar dan Akan Dipasang di Puncak Candi
TRIBUN JOGJA/SETYA KRISNA SUMARGA
Tim BRIN pada Kamis (5/9/2024) tampak mengukur chattra hasil rekonstruksi Theodore van Erp yang dilanjutkan penyusunan ulang oleh Balai Konservasi Borobudur sejak 1995. Chattra itu kini ditempatkan di halaman Balai Konservasi Borobudur atau kini Bernama Museum Cagar Budaya Borobudur. 

Jumlah chattra di atas stupa pada masa India kuno adalah tiga belas.  Jumlah ini merupakan lambang penghormatan bagi raja penguasa dunia atau kerajaan yang memiliki daerah kekuasaan yang luas.

Meskipun demikian, berdasarkan maksud dan tujuan didirikannya stupa, budaya lokal, keterampilan dari perajin lokal serta keyakinan masyarakat setempat dapat menyebabkan beragamnya bentuk bagian-bagian stupa (alas, kubah, harmika, dan payung).

Oleh karena itu, bentuk dan gaya arsitektur stupa dapat berbeda-beda, baik antar daerah maupun antar negara.




Perbedaan-perbedaan itu bisa dilihat di negara-negara Asia yang pengaruh ajaran Buddha kuat atau berkembang, seperti India, Sri Lanka, Thailand, Kamboja, Nepal, dan Tibet.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, desakan agar chattra dipasang di stupa induk Candi Borobudur kian menguat.

Kementerian Agama RI lewat Ditjen Bimas Budha menjadi leading sector yang mempromosikan wacana itu lewat berbagai forum.

Di situs Kemenag RI pada 22 Februari 2024 dipublikasikan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrebang) Tingkat Nasional 2024 Direktorat Bimbingan Masyarakat Buddha di Jakarta.

BERITA TERKAIT

Disebutkan di artikel itu sejumlah akademisi dan pemerhati candi mendorong agar pemasangan chattra atau payung di puncak Candi Borobudur segera diwujudkan.

Mereka menilai kehadiran chattra diyakini akan memberikan banyak dampak positif bagi umat Buddha, baik di Indonesia maupun dunia.

Chattra mengandung banyak makna filosofis yang sangat mendalam melebihi aspek kesejarahan dan arkeologis.

Hadir dalam diskusi tentang chattra ini antara lain Stanley Khu, dosen Antropologi Universitas Diponegoro Semarang, Prawirawara Jayawardhana (Pemerhati Buddhis Nusantara) dan Hendrick Tanuwijaya (pemerhati Candi Borobudur).

Stanley Khu berpandangan sekarang sudah tiba waktunya untuk memahami Candi Borobudur tidak hanya sebagai candi dalam konteks historis atau arkeologis.

Chattra menurut Stanley Khu berpotensi untuk secara simbolik mewakili imajinasi kolektif umat Buddhis tentang ruang sakral mereka.

"Patut diingat bahwa dalam tradisi keagamaan manapun, ruang sakral berikut ornamen-ornamen pelengkapnya sebagai aspirasi umat serta bangkitnya kesadaran dan kepedulian pemuda-pemudi Buddhis di Indonesia terhadap isu chattra dan kemungkinan pemasangannya di stupa Borobudur dapat dibaca sebagai kebutuhan mendasar umat beragama untuk membayangkan sebuah cara hidup ideal yang bajik dan bermakna, baik bagi diri mereka maupun pihak lain, " terangnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas