Polisi Kesulitan Tangkap Pembunuh Gadis Penjual Gorengan, Ini Penjelasannya
Pihak kepolisian masih kesulitan menangkap terduga pelaku kasus pembunuhan gadis penjual gorengan berinisial NKS (18) di Padang Pariaman, Sumbar.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Nuryanti
Menurutnya, korban bukan hanya sekadar teman, melainkan sosok kakak dan pelindung yang selalu ada di saat sulit.
Kenangan akan tawa, semangat, dan kerja keras korban masih melekat erat di benak Yoeka, terutama momen terakhir mereka bertemu secara tak sengaja di pasar.
Pertemuan itu terjadi beberapa hari sebelum NKS dinyatakan hilang hingga ditemukan meninggal tragis dengan jenazah terkubur di daerah Korong Pasa Surau, Nagari Guguak, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Minggu (8/9/2024).
Yoeka biasa memanggil korban dengan sapaan Anya meski tidak ada korelasi dengan nama gadis tersebut, tapi sedemikian rupa kedekatan mereka.
"Anya itu, orangnya sangat cuek dengan orang baru. Tapi kalau sudah dekat, tidak ada batasan lagi," ujar Yoeka, Kamis (12/8/2024).
Menurutnya, korban merupakan sosok periang, mandiri, pekerja keras dan tidak mudah.
Sifat korban menjadi contoh bagi Yoeka karena menurutnya sangat susah mencari sosok serupa itu dari anak sebayanya.
Sifat pekerja keras tersebut sudah muncul sejak korban memiliki mimpi untuk mengenyam bangku kuliah dan menopang ekonomi keluarga melalui berjualan.
Anak kedua dari empat bersaudara itu sudah mulai berjualan sejak masih duduk di bangku SMP.
Saat berbaju putih abu-abu di Institut Negeri Syafei (INS) Kayu Tanam, korban rela datang terlambat dan menerima hukuman demi menyiapkan barang dagangannya untuk dijajakan di sekolah.
Sepengetahuan Yoeka, korban tak hanya berjualan. Usaha lain sampai kuli panggul pernah juga dicoba oleh NKS.
"Kalau saya jadi Anya, mungkin tidak akan bisa. Hanya manusia terpilih bisa melakukan hal serupa," ujarnya diiringi uraian air mata yang sudah tertahan sejak awal wawancara.
Sambil terisak, Yoeka mengaku belum bisa menerima kepergian sahabatnya itu.
Pertemuan terakhirnya dengan korban pun tak disengaja sebab setelah menyelesaikan sekolah, mereka memiliki kesibukan masing-masing.