Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teror Gajah Liar di Musi Rawas, Ibu Hamil 5 Bulan Tewas Diinjak, Suami Selamat, Kebun Rusak

Aksi kawanan gajah liar di Musi Rawas buat warga ketakutan tak berani keluar rumah karena ada ibu hamil tewas diinjak gajah, pondok dan pohon rusak.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Teror Gajah Liar di Musi Rawas, Ibu Hamil 5 Bulan Tewas Diinjak, Suami Selamat, Kebun Rusak
istimewa
Ilustrasi gajah dan ibu hamil. Aksi kawanan gajah liar di Musi Rawas buat warga ketakutan tak berani keluar rumah karena ada ibu hamil tewas diinjak gajah, pondok dan pohon rusak. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teror kawanan gajah liar melanda Kabupaten Musi Rawas, Sumsel.

Warga pun dibuat ketakutan, tak berani keluar rumah akibat ulah kawanan gajah liar itu.

Setelah seorang ibu rumah tangga (IRT) yang hamil lima bulan tewas diinjak gajah liar.

Kemudian beberapa pondok warga turut hancur.

Kali ini, dua pondok milik warga setempat roboh akibat ulah kawanan gajah liar dan kebun juga dirusak.

Kejadiannya, Jumat, 14 September 2024 malam.

 

Gajah Liar Teror Warga Musi Rawas, 2 Pondok Roboh dan Kebun Dirusak

BERITA TERKAIT

Aksi kawanan gajah liar di Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas kembali terjadi.

Kali ini, dua pondok milik warga setempat roboh akibat ulah kawanan gajah liar tersebut, kebun juga dirusak.

Kejadiannya, Jumat, 14 September 2024 malam.

"Ada 2 pondok warga, kejadian semalam yang di rusak gajah," kata Ratman salah seorang warga Desa Tri Anggun Jaya, kepada Sripoku.com, Sabtu (14/09/2024).

Pondok tersebut lanjut Ratman, adalah milik warga bernama Sakiyo dan Barno.

Selain pondok, ada juga kebun sawit warga yang dirusak dan dimakan oleh kawanan gajah liar tersebut.

"Kebun sawit warga juga rusak dan dimakan gajah. Di lokasi ada jejak kaki dan juga kotoran gajah. Itulah yang membuat kami yakin, ini adalah ulah gajah," ungkapnya.

Baca juga: Konflik manusia dan gajah di Jambi: Gajah sumatera ‘kian terjepit’ imbas hutan beralih jadi kebun sawit

Dikatakan Ratman, lokasi kawanan dan pemukiman warga hanya berjarak kurang lebih 500 meter. Sedangkan jarak dengan kejadian kedua sekitar 2-3 Km.

"Jarak dengan pemukiman warga kurang lebih 500 meter. Kemudian dari lokasi kejadian kedua, itu 2-3 Km," jelasnya.

Kondisi tersebut sambung Ratman, membuat warga sekitar semakin takut untuk beraktivitas.
Warga berharap, ada tindakan dari pemerintah untuk mengusir kawanan gajah liar tersebut dari perkebunan warga.

"Tambah takut lagi warga beraktivitas. Harapannya, pemerintah turun tangan, agar masyarakat bisa beraktivitas dengan rasa aman," tutupnya.

 

Karsini Ibu Hamil 5 Bulan Tewas Terinjak Kawanan Gajah Liar Ngamuk

Kapolsek Muara Lakitan AKP M A Karim membeberkan kronologi tewasnya Karsini Ibu Rumah Tangga (IRT) usai terinjak kawanan gajah liar di kebun karet.

AKP M Karim mengatakan bermula sekitar Minggu (8/9/2024) pukul 06.00 Wib, korban yang saat itu sedang kerat di kebun milik Barno, bersama suaminya bernama Rasun.

Namun lanjut Kapolsek, saat menyadap getah karet, tiba-tiba datang segerombolan gajah liar, yang jumlahnya sekira 15 ekor, langsung mengejar korban dan suaminya dengan membabi buta.

"korban Karsini meninggal dunia akibat serangan gerombolan gajah tersebut, karena terinjak. Sedangkan suaminya berhasil menyelamatkan diri," ungkap AKP M Karim, Minggu (8/9/2024).

Wanita hamil tewas terinjak kawanan gajah liar di kebun karet Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas, Sumatera Selatan, Minggu (8/9/2024)
Wanita hamil tewas terinjak kawanan gajah liar di kebun karet Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas, Sumatera Selatan, Minggu (8/9/2024) (Kolase sripoku.com)

 

Tewas Diserang Gajah Liar Ngamuk, Kandungan Karsini Bergeser

Ditambahkan Kapolsek, korban Karsini yang sedang hamil 5 bulan, mengalami luka di bagian perut dan pinggang korban, hingga kandungan korban bergeser ke sebelah kiri.

Lebih lanjut Kapolsek, mendapat informasi tersebut, kemudian anggota Polsek Muara Lakitan langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi.

"Korban di kebumikan di Pilip 5 Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin," tutup Kapolsek.

AKP Karim menyebutkan korban merupakan Desa Talang Jaya Indah Kecamatan Betung Kabupaten Musi Banyuasin.

Namun, korban dan suaminya sudah 6 tahun menetap di Desa Tri Anggun Jaya, Muara Lakitan.

"Korban Karsini ini juga diketahui sedang hamil 5 bulan," kata Kapolsek.

 

Warga Ketakutan

Tewasnya Karsini wanita hamil 5 bulan yang terinjak gajah liar di Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas, Sumsel membuat warga sekitar kini takut beraktivitas.

Hal ini diungkap Sekretaris Desa (Sekdes) Tri Anggun Jaya, Parsono saat dikonfirmasi, Rabu (11/09/2024) pagi.

Sebelumnya, Karsini, ibu rumah tangga berusia 34 tahun yang sedang hamil 5 bulan, warga Desa Talang Jaya Indah Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Sumsel tewas usai diserang kawanan gajah liar.

Insiden tersebut, terjadi pada Minggu, 08 September 2024 pagi sekira pukul 06.00 Wib di kebun karet di Desa Tri Anggun Jaya Kecamatan Muara Lakitan, Musi Rawas.

Menurut Sekdes, pasca kejadian, jenazah korban langsung dipulangkan ke desa orang tuanya di Banyuasin.

Kemudian ada tindakan dari pihak kepolisian untuk olah TKP, didampingi Kades dan masyarakat.

"Hasilnya dibenarkan ada kejadian tersebut, di lokasi kejadian juga ada hp yang ketinggalan dan alat nyadap karet yang sudah patah dan jejak gajahnya," kata Sekdes.

Dikatakan Sekdes, jarak lokasi kejadian dengan pemukiman warga kurang lebih mencapai 1,5 Km.

Sedangkan untuk kondisi masyarakat saat ini pasca kejadian, hampir semua masyarakat di Desa Tri Anggun Jaya yang masih takut berkebun, akhirnya melumpuhkan ekonomi masyarakat.

"Masyarakat disini, aktivitas sehari-hari menyadap karet dan mau ke ladang takut. Bahkan saat ini gajah masih ada diareal perkebunan, ada warga yang liat jejaknya. Apalagi di sini habis hujan, jadi kelihatan sekali jejaknya," jelasnya.

Bahkan menurut Sekdes, warga tidak akan beraktivitas, sampai adanya tindakan dari pemerintah yang berwenang untuk mengusir gajah tersebut dari areal perkebunan warga.

"Permohonan masyarakat, agar pemerintah ini bisa menjauhkan gajah dari pemukiman dan perkebunan warga, sehingga masyarakat bisa hidup berdampingan. Gajah hidup di tempatnya dan masyarakat hidup di desa dan berkerja dengan aman," ungkapnya.

Baca juga: 3 Ekor Gajah Liar Muncul Pangkalan Kerinci Barat, BKSDA dan Tim Lainnya Berupaya Menghalau

Tak hanya berkeliaran di areal perkebunan warga. Kawanan gajah tersebut juga pernah terlihat melintas di ditengah-tengah pemukiman warga.

"Yang masuk ke pemukiman warga itu tidak gerombolan banyak, paling hanya 1 ekor. Itu pernah jam 08.00 Wib pagi. Tapi kalau yang gerombolan itu hanya di areal perkebunan dan ladang warga saja," ucapnya.

Dikatakan Sekdes, gajah tersebut masuk ke perkebunan warga, lantaran diduga stok makanannya di daerah konservasi yang tidak memenuhi.

"Jadi setelah pulang seminggu atau sebulan pasti kembali lagi ke kebun warga," imbuhnya.

Tak hanya menghancurkan tanaman warga, kawanan gajah tersebut juga kerap merusak pondok-pondok milik warga yang ada di areal perkebunan.

"Kalau rumah warga yang dirusak belum ada, kebanyakan pondok yang di kebun. Kemudian juga tanaman yang dirusak dan dimakannya," jelasnya.

 

Konflik Warga dan Gajah Liar

Dijelaskan Sekdes, konflik antara warga dan gajah liar di Desa Tri Anggun Jaya sudah lama terjadi. Karena memang, wilayah tersebut adalah habitat gajah liar.

"Desa ini adalah wilayah transmigrasi yang dibangun tahun 1992. Jadi belum ada transmigrasi, wilayah ini sudah menjadi habitat gajah liar," ucapnya.

Hanya saja, dulunya masyarakat bisa hidup berdampingan dengan gajah liar. Sehingga masyarakat bisa dengan tenang membuka kebun dan ladang untuk ditanami padi dan lainnya.

"Kalau dulu, setahun sekali pas musim panen padi, gajah-gajah ini datang. Tapi waktu itu masih mudah dihalau, hanya dengan menggunakan alat tradisional seperti memukul kentongan dan lainnya," jelasnya.

Namun pada tahun 2020 lalu, kawanan gajah liar yang jumlahnya lebih dari 40 ekor tersebut, lebih sering mendatangi areal perkebunan warga dan merusaknya.

"Kalau sekarang beda, warga yang coba mengusirnya dengan memukul kentongan dan membuat suara berisik, tapi warga malah dikejarnya. Jadi sekarang warga ketakutan saat melihat gajah liar," ungkapnya.

Untuk itu, masyarakat berharap, agar bisa hidup dengan nyaman dan gajah hidup damai di habitatnya.

"Jadi harapannya pemerintah yang memiliki ilmu dan caranya untuk mengusir gajah, agar bertindak mengusir kawanan gajah tersebut dari areal perkebunan warga," imbuhnya.

Terlepas dari itu, Sekdes juga mengaku, Karsini seorang IRT yang tewas akibat diserang kawanan gajah saat menyadap karet, bukanlah yang pertama kalinya.

Pasalnya, sudah 4 nyawa hilang akibat keganasan gajah liar tersebut.

"Dulu di tahun 2021, ada warga meninggal 1 orang atas nama Yosmura itu warga Desa Tri Anggun Jaya. Kejadian itu, dilaporkan ke Kabupaten dan diturunkan tim BKSDA. Tapi nampaknya belum ada kegiatan yang bisa menanggulangi masalah ini," tegasnya.

ILUSTRASI - Kawanan gajah liar saat berada di kawasan Blang Lam Kaca, Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie.
ILUSTRASI - Kawanan gajah liar (For Serambinews.com)

Hingga akhirnya, insiden kembali terjadi, tepatnya pada Minggu, 08 September 2024 pagi sekira pukul 06.00 Wib.

Korbannya adalah IRT yang sedang menyadap karet di kebunnya bersama suaminya.

"Jadi di Desa Tri Anggun Jaya ini sudah 2 korban jiwa. Kemudian sebelumnya di desa tetangga juga ada 1 orang tewas juga dan di tahun 2005 di Sp.9 HTI Desa Harapan Makmur, juga ada 1 orang tewas juga. Jadi totalnya ada 4 korban jiwa," tutupnya. (tribun network/thf/TribunSumsel)

 

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas