Kasus Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan: Polisi Periksa 22 Saksi, Dalami Keterlibatan Tersangka Lain
Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono menyebut pihaknya masih mendalami kemungkinan adanya tersangka lain dalam kasus pembunuhan gadis penjual gorengan.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nuryanti
Ahmad Faisol Amir, mengatakan seluruh barang bukti itu sudah dipastikan milik tersangka berinisial IS melalui hasil penyelidikan pihaknya hari ini, Kamis (19/9/2024).
"Mulai dari baju, sendal, tas dan barang bukti lainnya, benar semua barang bukti tersebut menjurus pada tersangka IS," ujarnya.
Barang bukti tersebut kata Kapolres ditemukan selama proses pengejaran pelaku.
Barang bukti itu ditemukan di hutan dan titik tempat diduga IS bersembunyi dengan bantuan K-9 dari Unit Samapta Polda Sumbar, yang ikut melakukan pencarian sampai hari ke 11.
Hanya saja, Kapolres tidak bisa memastikan apakah barang bukti tersebut didapat pelaku dari orang lain atau tidak.
"Kami masih lakukan pendalaman untuk ini," ujarnya.
Motif Masih Didalami Polisi
Ahmad Faisol Amir, mengungkapkan hasil penyelidikan sementara pada IS, pelaku pembunuhan gadis penjual gorengan di Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Ahmad menyebut, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, IS kini telah mengakui melakukan pembunuhan dan pemerkosaan pada gadis penjual gorengan yang berinisial NKS.
"Pengakuan sementara benar, tersangka melakukan pembunuhan dan pemerkosaan," kata Ahmad dilansir, Kamis (19/9/2024).
Meski demikian, polisi hingga kini masih mencoba mendalami terkait kronologi dan motif dari aksi pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan IS ini.
Baca juga: Usai Bunuh Gadis Penjual Gorengan, IS Masih Sempat Nongkrong di Warung Tempat Bertemu dengan Korban
Untuk saat ini, polisi masih menduga kasus pembunuhan gadis penjual gorengan hanya melibatkan satu tersangka saja.
Kemudian terkait pemerkosaan pada NKS, polisi masih mencoba menggali informasi tersebut dari IS.
Termasuk soal kapan terjadinya pemerkosaan ini, apakah sebelum pembunuhan atau sesudah pembunuhan.
Pengakuan IS juga masih berubah-ubah sehingga polisi masih kesulitan untuk mendapatkan informasi.
"Apakah pemerkosaannya setelah atau sebelum pembunuhan, kami masih dalami, karena pengakuan tersangka masih berubah-ubah," terang Ahmad.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Erik S)(Kompas.com/Perdana Putra)