Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Siswi Penjual Balon di Palembang Nangis ke Hotman Paris: Hakim Tidak Adil dengan Kami

Keluarga siswi penjual balon di Palembang kecewa 4 pembunuh AA divonis ringan. Ayah dan bibi korban menangis ke Hotman Paris.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Keluarga Siswi Penjual Balon di Palembang Nangis ke Hotman Paris: Hakim Tidak Adil dengan Kami
Kolase Tribunnews.com: Instagram @hotmanparisofficial
Keluarga siswi penjual balon di Palembang kecewa 4 pembunuh AA divonis ringan. Ayah dan bibi korban menangis ke Hotman Paris. 

Bahkan, satu dari empat pelaku yakni IS sempat mendatangi rumah korban dan ikut yasinan.

"Benar usai peristiwa pembunuhan tersebut, tanpa dosa pelaku ini IS datang ikut yasinan di malam pertama," ungkap Harryo, dilansir TribunSumsel.com.

Kasus ini terungkap setelah AA ditemukan terbujur kaku di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Talang Kerikil, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Minggu (19/9/2024).

Sebelum tewas, AA sempat datang untuk menonton kesenian tradisional kuda lumping di kawasan Jalan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning, Minggu siang.

Saat berada di sana, ia bertemu IS yang selama ini menyimpan rasa suka kepada AA.

Diketahui, IS dan AA telah mengenal selama dua pekan setelah dikenalkan oleh teman korban berinisial M.

Perkenalan itu pun berlanjut hingga keduanya saling membalas pesan di media sosial Facebook.

BERITA REKOMENDASI

Saat bertemu, IS lantas mengajak korban jalan-jalan di sekitar Krematorium yang berada di kawasan Kuburan Cina, lokasi ini menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pertama.

Keduanya berjalan dan diikuti oleh tiga teman IS yakni MZ, MS, dan AS.

Saat berada di TPU Talang Kerikil, IS yang menyimpan rasa suka ternyata membujuk AA untuk melakukan hubungan badan.

Safarudin (baju biru) terlihat menahan amarah
Safarudin (baju biru) terlihat menahan amarah saat mendengar vonis hakim terhadap 4 bocah pembunuh dan pelaku rudapaksa terhadap anaknya dalam sidang di Pengadilan Negeri Palembang, Kamis (10/10/2024).

Namun, AA menolak ajakan tersebut. Dari sinilah petaka itu datang.

IS langsung membekap korban. Perbuatan itu juga diikuti oleh tiga pelaku lainnya.

AA akhirnya tak dapat bernapas. Gadis itu meninggal di lokasi pertama tanpa diketahui oleh empat orang pelaku.

"Mereka mengira korban pingsan, dalam keadaan meninggal korban diperkosa oleh IS diikuti oleh tiga pelaku lainnya," terang Harryo.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas