Mengapa Proses Identifikasi Kerangka Manusia yang Ditemukan di SDN Buleleng Bali Memakan Waktu?
Mengapa identifikasi kerangka manusia di SDN 3 Banjar Tegal memakan waktu? Simak penjelasannya.
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Proses identifikasi diduga tulang atau kerangka manusia yang ditemukan di lahan revitalisasi SDN 3 Banjar Tegal, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali butuh waktu hingga beberapa hari ke depan.
Diketahui tulang belulang yang diduga kerangka manusia itu sebelumnya ditemukan pekerja proyek revitalisasi SDN 3 Banjar Tegal, Senin (14/10/2024).
Saat ini kerangka tersebut masih dalam pemeriksaan tim forensik RSUD Buleleng.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengungkap apakah tulang tersebut benar-benar tulang manusia atau bukan.
Baca juga: Geger Penemuan Kerangka Manusia di Sebuah Bangunan Kosong Kawasan Pulogadung Jakarta Timur
Termasuk untuk mengidentifikasi usia hingga jenis kelamin.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Made Agus Dwi Wirawan menjelaskan alasan mengapa proses identifikasi butuh waktu hingga beberapa hari.
Menurutnya kondisi tulang yang ditemukan itu masih diselimuti tanah dan hal-hal lainnya.
Itu sebabnya proses identifikasi tak bisa dilakukan dengan cepat.
"Sekarang masih diberi beberapa unsur kimia agar tulangnya bersih, sehingga bisa diidentifikasi. Apakah ini merupakan tulang manusia atau bukan. Dari sana juga kita bisa menentukan apakah ini laki-laki atau perempuan, hingga umurnya berapa," ucap Kompol Made Agus Dwi Wirawan ditemui Selasa (15/1/2024).
Kompol Made Agus mengatakan tulang yang dibawa pada Senin (14/10/2024) lalu jumlahnya tidak sampai puluhan.
Kebanyakan tulang yang dibawa berupa serpihan kecil. Hanya ada dua potongan besar.
"Namun itu masih belum diidentifikasi. Jadi masih dirangkai oleh tim forensik ini bagian tubuh yang mana, atau bagian dari apa," ungkapnya.
Baca juga: Kerangka Manusia yang Ditemukan di Pinggir Tol Serpong Dibawa ke RS Polri untuk Proses Identifikasi
Kompol Made Agus menambahkan, apabila dari proses identifikasi tulang tersebut dinyatakan kerangka manusia, maka nantinya DNA dari tulang akan dicocokkan dengan data kependudukan.
"Dari data yang dia miliki akan disinkronkan dengan data di masyarakat. Apakah ada yang kehilangan orang, dan sebagainya. Kan dari umur dan dari jenis kelamin bisa kita memulai penyelidikan," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.