Setelah Bertahan Tanpa Bantuan, Ratusan Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Dievakuasi
Inilah kabar terbaru soal letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Inilah kabar terbaru soal letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebelumnya, ada ratusan pengungsi asal Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur yang bertahan tanpa bantuan selama empat hari di perkebunan Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang.
Kini, ratusan pengungsi tersebut sudah dievakuasi oleh Tim SAR gabungan ke posko yang sudah disiapkan oleh Pemda Flores Timur, Kamis (7/11/2024).
Kristina Aran (54), seorang pengungsi, mengungkapkan warga mengungsi secara mandiri di lokasi tersebut karena dinilai aman dan cukup jauh dari pusat letusan.
"Kami berasal dari Nawokote. Kami di sini sudah empat hari, saat erupsi besar hari Minggu (3 November 2024)," ujarnya, Kamis, dilansir TribunFlores.com.
Selama empat hari tersebut, mereka mengungsi tanpa mendapatkan bantuan.
Meski demikian, selama dua hari berada di lokasi itu, mereka merasa aman.
Hanya terdengat sedikit gemuruh dan getaran, abu vulkanik pun tak melanda wilayan tersebut.
Hingga pada Rabu (6/11/2024) malam, terjadi hujan abu dan suara ledakan.
"Tadi malam hujan abu dan suara ledakan. Sampai tadi juga begitu. Saya sampai gemetar ketakutan," pungkasnya.
Sementara itu, Wadanyon Brimob Kompi B Maumere, AKP Agustinus Silfester, menuturkan ratusan warga tersebut dipindahkan ke Posko Desa Konga dan Bokang.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Lagi, Pengungsi Masih Khawatir, Penerangan di Posko Kurang
Kedua posko tersebut merupakan posko yang disiapkan oleh pemerintah.
"Sekarang kami evakuasi menuju Desa Konga dan Bokang. Untuk jumlahnya kami belum bisa pastikan," kata dia, Kamis.
Ratusan Pengungsi Cuma Konsumsi Singkong
Diwartakan sebelumnya, ratusan pengungsi bencana letusan Gunung Lewotobi Laki-laki belum tersentuh bantuan.
Mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi pisang dan singkong.
Para pengungsi mandiri tersebut tak tersentuh bantuan apapun, termasuk 116 warga Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.
Selain itu, ada lebih dari 400 pengungsi dari Desa Pululera yang mengungsi di Desa Nileknoheng yang bernasib sama.
Selama tiga hari mengungsi, mereka bertahan hidup tanpa bantuan makanan, padahal ada banyak balita, ibu hamil, dan lansia.
Mereka hanya makan singkong dan pisang.
Maria Angelina Oa Noba (34), seorang pengungsi, berharap mendapat bantuan seperti pengungsi lain.
"Pagi dan siang itu kami hanya makan ubi (singkong) dan pisang rebus. Kadang kami campur dengan kelapa supaya tidak bosan," ujar Maria Noba.
Ia juga menuturkan, para pengungsi hanya makan nasi pada saat malam hari.
Yoseph Tobi (46), pengungsi lainnya, mengaku stok beras sangat menipis.
"Makan nasi hanya malam saja, tapi porsinya kami kurangi,"
"Beras ini kami bawa dari rumah, sekarang tinggal sedikit," ungkapnya.
Baca juga: BNPB: Penanganan Erupsi Gunung Lewotobi Masih Lemah dan Kurang
Yoseph menuturkan, pengungsi di tempatnya enggan pergi ke posko yang didirikan pemerintah atas pertimbangan kenyamanan.
Lokasi yang mereka tempati saat ini diklaim lebih aman dari pusat erupsi.
"Abu tidak masuk sampai di sini. Daerah sini bersih, cukup jauh dengan Gunung Lewotobi Laki-laki," katanya.
Sementara itu, Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Fredy Moat Aeng, mengungkapkan mobilisasi bahan bantuan sangat terbatas, sehingga belum bisa menjangkau pengungsi mandiri.
Pihaknya pun tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Nawakote agar mengambil kebutuhan pengungsi secara langsung di posko-posko terdekat.
"Kalau bisa ada satu yang koordinir untuk bisa ambil di posko atau ke Kantor BPBD. Soalnya di Boru itu tidak ada posko," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunflores.com dengan judul Mengungsi Tanpa Bantuan di Kebun, Ratusan Korban Gunung Lewotobi Dievakuasi
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunFlores.com, Paul Kabelen)