Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Raja Al Fath Widya Iswara, Dokter yang Sebut Luka Anak Aipda WH Bukan karena Sapu Supriyani

Dokter forensik Raja Al Fath Widya Iswara menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus dugaan penganiyaan oleh guru Supriyani.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Sosok Raja Al Fath Widya Iswara, Dokter yang Sebut Luka Anak Aipda WH Bukan karena Sapu Supriyani
Instagram/fkuho_official
Raja Al Fath Widya Iswara meraih penghargaan Best Oral Presentation pada kegiatan "Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Dokter Forensik & Medikolegal Indonesia 2024". 

Selepas itu, dia melanjutkan pendidikan strata dua bidang hukum kesehatan di Universitas 17 Agustus di Semarang dari tahun 2015 hingga 2016.

Dia juga menempuh pendidikan spesialis forensik dan medikolegal di Universitas Diponegoro (2015—2017).

Beberapa bulan lalu dia berhasil meraih gelar doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dalam sidang ujian terbuka bulan Juli 2024, dia berhasil mempertahankan disertasi berjudul Kajian pH, Jumlah Neutrofil, dan Profil Mikrobioma Vagina terhadap Motilitas dan Persistensi Spermatozoa: Sebuah Studi pada Tikus Kandidiasis sebagai Dasar penentuan Waktu Terjadinya Persetubuhan.

Raja tercatat berkarier sebagai dosen Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo.

Di samping itu, dia pernah menjadi dosen Prodi D-3 Analis Kesehatan Politeknik Bina Husada Kendari.

Saat ini dia turut bekerja sebagai dokter konsultan forensik RS Bhayangkara Kendari

Baca juga: Bantah Samsuddin, Pengacara Tegaskan Bukan Inisiator Perdamaian Supriyani dengan Aipda WH

Wali kelas meyakini korban tak dipukul

Berita Rekomendasi

Wali Kelas 1A SDN Baito bernama Lilis dimintai keterangan oleh Propam Polda Sultra

Kata Lilis, dia ditanya tentang keberadaannya pada hari Rabu, 24 April 2024, atau saat hari kejadian dugaan pemukulan oleh Supriyani.

"Jadi ada 16 pertanyaan penyidik soal waktu kejadian hari Rabu itu," katanya saat diwawancarai setelah diperiksa di Propam Polda Sultra.

Dia meyakini Supriyani tak memukul anak didiknya. Dia dari pagi hingga pulang sekolah berada di kelas untuk mengajar.

"Sampai anak-anak pulang jam 10 tidak ada kejadian itu, Ibu Supriyani juga mengajar di Kelas 1B," katanya.

Dua hari setelah kejadian, Lilis baru menerima informasi adanya pemukulan. Saat itu dia ditelepon oleh orang tua D.

"Orang tua D bilang anaknya dipukuli sama Ibu Supriyani," kata Lilis. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas