Mengapa Teman Wanita MAT Tak Jadi Tersangka dalam Kasus Tabrak Lari di Yogya? Ini Kata Pakar Hukum
Ini penjelasan pakar hukum terkait teman wanita MAT tak ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus tabrak lari di Sleman meski disebut jadi penyebabnya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Febri Prasetyo
"Ini merupakan peristiwa lalulintas. Yang menjadi objek adalah pengemudi kendaraan. Tapi kami juga akan berkomunikasi lebih lanjut dengan kejaksaan, sehingga masih dalam pengembangan," kata Yuswanto Ardi.
Lalu, mengapa N tidak ditetapkan menjadi tersangka meski dirinya disebut menjadi penyebab MAT hilang konsentrasi setelah dioral seks sehingga mengakibatkan Santoso tewas tertabrak? Berikut penjelasannya.
Penjelasan Pakar Hukum Pidana
Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, mengungkapkan Polresta Sleman sudah benar dengan hanya menetapkan MAT sebagai tersangka saja.
Pasalnya, dalam kasus kecelakaan, Abdul Fickar menuturkan segala kesalahan ditimpakan kepada pengemudi apa pun penyebabnya.
Sehingga, sambungnya, ketika MAT berdalih tidak bisa berkonsentrasi akibat tengah dioral seks oleh N, maka hal tersebut tetap sepenuhnya salah pengemudi, yaitu MAT.
"Dalam proses peristiwa di atas bahwa itu murni peristiwa pelanggaran lalu lintas yang hanya menjadi tanggung jawab pengemudi saja, apapun penyebabnya," kata Abdul Fickar kepada Tribunnews.com, Senin (18/11/2024).
"Jadi tidak bisa diikutkan sang wanita itu dalam peristiwa pidana itu. Soal penyebab kecelakaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengemudi," sambungnya.
Namun, Abdul Fickar mengungkapkan seharusnya polisi turut menjerat MAT dengan Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan kematian orang lain dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun.
Hanya saja, jika kelalaian MAT tidak menyebabkan kematian, dia cukup diberi sanksi denda.
"Karena itu dalam (kasus) lalu lintas itu tidak disebut kejahatan, tetapi pelanggaran saja yang hukumannya denda. Kecuali dalam peristiwa itu menyebabkan kematian orang bisa pasal pidana 359 KUHP karena kelalaiannya menyebabkan kematian orang lain," katanya.
Di sisi lain, Abdul Fickar mengungkapkan N baru bisa dipidanakan terkait kegiatan seks yang tengah dilakukan bersama dengan MAT.
Dia mengungkapkan jika salah satu atau keduanya sudah berkeluarga, maka bisa dijerat dengan Pasal 411 UU Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP mengenai perzinahan.
Kendati demikian, hal tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu karena masuk dalam delik aduan.
"Ya, pola relasi seorang laki-laki dengan perempuan itu di suatu peristiwa yang biasa bisa menjadi pidana jika salah satunya ataukah dua-duanya sudah berkeluarga, maka yang terjadi itu perzinahan atau perselingkuhan."