Anak Korban Penculikan di Bandung Bantah Ada Motif Asmara, Beda dengan Keterangan Polisi
Anak korban penculikan, Santi di Antapani, Kota Bandung, Jawa Barat membantah tuduhan ada motif asmara di balik peristiwa yang menimpa ibunya
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Sri Juliati
Vella menyebut, ibunda, justru mendapat ancaman dari pelaku.
"Tapi hal itu malah berbalik mamah saya yang diancam karna mamah saya memikirakan keselamatan saya dan adik-adik. Mamah saya sempat ada negosiasi juga dengan orang tersebut dulu."
"Kenapa ga langsung lapor beberapa tahun lalu? karna sekali lagi mamah saya takut hal tidak diinginkan dilakukan pelaku tersebut terjadi kepada anak-anaknya (saya dan adik-adik saya)."
"Sampai akhirnya mamah saya sudah lebih berani untuk berbicara dan memutus kerjasama dengan pelaku tersebut pada saat itu."
"Sudah sekitar 6 tahun kejadian itu mamah saya pun sudah berpikir masalahnya sudah selesai tidak ada kabar apapun dari orang tersebut."
"Tapi namanya juga sifat manusia tidak ada yang tau pelaku ini menyimpan dendam kepada mamah saya dan tidak suka melihat mamah saya bahagia selama ini."
"Papah saya pun sudah berusaha melindungi keluarga semaksimal mungkin selama ini."
"Saya berharap dengan klarifikasi saya masyarakat dapat memahami situasi yang sebenarnya."
Sebelum memberi klarifikasi, Vella menyebut motif asmara yang beredar di media sosial adalah fitnah.
Pernyataan ini justru berbanding terbalik dengan keterangan polisi.
Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Jules Abraham Abast menuturkan, Donny mengajak tiga pelaku lainnya dengan imbalan uang Rp100 ribu per orang.
Motif pelaku sendiri adalah masalah asmara.
Baca juga: Sosok Otak Penculikan IRT di Antapani Bandung, Ajak 3 Pelaku Lain dengan Iming-iming Uang
Donny merasa sakit hati lantaran cintanya ditolak dan diminta tak berlanjut hubungannya dengan korban yang sudah terjalin sejak 2014.
"Motifnya itu asmara karena sakit hati dan cemburu. Salah satu pelaku ini memiliki hubungan dengan si korban,"