Terpidana Mati Mary Jane akan Pulang ke Filipina, Tinggalkan 500 Karya Batik dan Lukisan di Lapas
Karya Mary Jane diperjualbelikan, pembeli utamanya itu dari kalangan pemerintah seperti Kedutaan Besar Filipina hingga kementerian di Indonesia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jogja Nanda Sagita Ginting
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Mary Jane Veloso, seorang wanita asal Filipina, menjalani masa hukuman selama 15 tahun di Indonesia akibat kasus penyelundupan narkoba pulang ke negara asalnya.
Hukuman berat tak lantas membuat Mary Jane tenggelam dalam ketakutan, kesedihan dan memilih menyibukkan diri dengan aktivitas membatik dan melukis.
Kepala Lapas Kelas IIB Yogyakarta Evy Loliancy menceritakan keseharian Mary Jane saat menjalani masa hukumannya di dalam Lapas.
Mary Jane memilih untuk menyibukkan diri dengan belajar membatik dan melukis untuk melupakan beratnya hukuman yang didapatkannya.
Tidak tanggung-tanggung, sekitar 500 karya batik dan lukisan berhasil dibuatnya di balik jeruji besi yang mengukungnya selama ini.
"Kalau dihitung-hitung itu ada sekitar 500-an karya yang berhasil dibuat Mary Jane selama di sini.
Baca juga: Rabu Dini Hari Dipulangkan ke Filipina, Terpidana Mati Mary Jane Bawa Lukisan, Gitar hingga AlKitab
Jenisnya banyak terutama batik motif, dia (Mary Jane) suka motif bunga-bunga. Dia juga belajar batik jumputan serta melukis dengan berbagai tema,"tutur saat ditemui di Lapas Kelas II B Yogyakarta, pada Senin (16/12/2024).
Sejumlah karya Mary Jane pun dipajang di bagian lobi Lapas Wonosari tersebut seperti lukisan besar berwarna terang yang menggambar keadaan ekosistem di lautan.
Beberapa karyanya yang lain ada batik tulis hingga jumputan yang dibingkai dengan berbagai ukuran.
"Mary Jane memang sangat ahli dalam bidang kesenian, karya-karyanya pun sangat bagus. Dan, (karya-nya) paling banyak dipajang di area Lapas.
Biasanya dia akan membubuhkan inisial namanya di lukisan maupun batik yang dibuatnya dengan kode MFV (Mary Jane Fiesta Veloso),"ungkapnya.
Karya Mary Jane pun banyak yang diperjualbelikan, pembeli utamanya itu dari kalangan pemerintah seperti Kedutaan Besar Filipina hingga kementerian Indonesia.
"Untuk yang terjual sudah banyaknya dan salah satu yang beli karyanya itu pastinya dari pihak Kedubes Filipina. Kemudian, juga ada dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI maupun Komnas HAM, biasanya mereka juga sering pesan batik buatan Mary Jane,"tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.