Fakta Terkini Kasus KKB Papua, Wiranto Ungkap Alasan Tidak Ada Kompromi dan 3 Permintaan KKB
Sejumlah fakta terbaru kasus pembataian pekerja di Papua oleh kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya terungkap.
Penulis: Umar Agus W
Editor: Suut Amdani
Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, Daniel turut menculik 26 Tim Ekspedisi Lorentz pada 8 Januari 1996.
Baca: Video Penampakan Ketua KKB Papua Egianus Kogoya, Minta Boikot Pilpres 2019
Saat itu, Komandan Jenderal Kopassus, Mayjen TNI Prabowo memimpin misi penyelamatan.
Penyandera berpindah-pindah tempat dan mengirim pesan tuntutan ke pemerintah.
OPM menyandera mereka dan komadan OPM Kelly Kwalik berusaha menukar 12 sandera dengan kemerdekaan Papua.
7. Panglima Tertinggi KKB Selain Egianus Kogeya
Aparat gabungan TNI dan Polri telah memetakan profil pelaku Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan pembantaian pekerja PT Istaka Karya.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Dedi mengungkapkan hingga saat ini pelaku KKB di Papua belum ada yang tertangkap.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (13/12/2018) meski demikian TNI-Polri sudah mengantongi identitas para pentolan KKB termasuk panglima tingginya.
"Selain yang sudah di-publish di media, satu pelaku yang mengomandoi langsung di lapangan adalah EK."
"Di atasnya kami sudah berhasil mengidentifikasi panglima tertingginya," tutur Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2018).
EK ialah inisial dari Egianus Kogeya.
Baca: Habiskan Dana Rp 1,3 Triliun, Pengerjaan Stadion Papua Bangkit untuk PON 2020 Selesai April 2019
Untuk panglima tertingginya Dedi memberi inisial yakni PU.
PU inilah yang memberikan restu pembantaian di Nduga berberapa waktu lalu.
"Panglima tersebut atas nama inisial PU dan di bawah kaki-kakinya pun juga memiliki daerah operasi yang ada di Nduga tersebut," kata Dedi.
Dedi melanjutkan saat menyerang, ada lebih dari 50 anggota KKB.
Mereka menggunakan 25 pucuk senapan.
Dari 25 pucuk senjata api, 17 di antaranya merupakan senapan laras panjang dan 8 lainnya laras pendek.
Sedangkan KKB mendapat senjata-senjata itu dari jalur penyelundupan secara gelap.
"Yang dilakukan kelompok tersebut dengan membeli beberapa senjata di wilayah Papua Nugini maupun di wilayah Philipina," tutur Dedi.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)