Kondisi Terkini Gunung Agung setelah Meletus Kamis Malam, Berikut Penjelasan PVMBG
Kondisi terkini Gunung Agung setelah meletus pada Kamis (10/1/2019) malam, berikut penjelasan BMKG.
Penulis: Umar Agus W
Editor: Pravitri Retno W
Kondisi terkini Gunung Agung setelah meletus pada Kamis (10/1/2019) malam, berikut penjelasan BMKG.
TRIBUNNEWS.COM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menginformasikan laporan terbaru pasca Gunung Agung yang meletus atau erupsi pada Kamis (10/1/2019) kemarin.
Jika berdasarkan laporan terbaru dan kondisi terkini pada Jumat (11/1/2019) hari ini cuaca di Gunung Agung nampak cerah.
Hal itu seperti mengutip unggahan foto melalui akun resmi Twitter PVMBG yakni @vulkanologi_mbg.
Baca: Gunung Agung Kembali Meletus: Bagi NASA, Itu Berita Bahagia untuk Kehidupan Umat Manusia
"Dari kemarin hingga pagi ini visual cuaca cerah hingga mendung, angin lemah kearah barat dan baratlaut. Gunungapi terlihat jelas hingga tertutup kabut."
"Teramati asap kawah utama dengan tinggi 20 meter di atas puncak, berwarna putih dengan intensitas tipis," tulis PVMBG melalui website resminya vsi.esdm.go.id
Meski demikian jika dilihat dari laporan kegempaan, Gunung Agung alami tiga kegempaan yakni 2 kali gempa hembusan dan 1 kali gempa vulkanik dangkal.
Lebih lanjut saat ini status Gunung Agung masih berada di Level III atau Siaga.
Baca: Gunung Agung Erupsi Sekitar 4 Menit, Lontarkan Material Kerikil dan Abu
Meski demikian masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yakni di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
"Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan G. Agung yang paling aktual/terbaru," tambah tulisan dalam website PVMBG tersebut.
Baca: Warga Dengar Suara Gemuruh dari Gunung Agung, Hujan Abu Tipis Melanda Wilayah ini
PVMBG juga mengatakan jika masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
Untuk diketahui Gunung Agung tercatat mengalami erupsi sejak 21 November 2017 beberapa waktu lalu.
Kemudian meletus pada 30 dember 2018 dan 10 Januari 2019 kemarin.
Dari letusan terbaru tercatat jika Gunung Agung alami 1 kali gempa letusan, 1 Kali gempa vulkanik dalam, 6 kali gempa vulkanik dangkal, 7 kali gempa hembusan dan 2 kali gempa tektonik jauh.
"VONA terkirim kode warna ORANGE, terbit tanggal 10 Januari 2019 pukul 20:23 WITA, terkait erupsi dengan ketinggian kolom abu tidak dapat teramati karena gunung tertutup kabut. Amplitudo gempa letusan 22 mm dan lama gempa 266 detik," pungkas PVMBG.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)