10 Fakta Terbaru Buaya Pemangsa Deasy Tuwo di Minahasa, Dimuat Media Asing dan Soal Pemilik
Fakta terbaru buaya pemangsa Deasy Tuwo di Minahasa, dimuat di media asing dan soal pemilik.
Penulis: Umar Agus W
Editor: Pravitri Retno W
Mengutip dari Tribunnews.com, Kapolres Tomohon yakni Raswin Sirait mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih mencari pemilik buaya berukuran 5 meter tersebut.
"Kita masih mencari pemilik buaya tersebut. Selain itu, jiga kami sudah berkoordinasi dengan camat dan hukum tua ," katanya.
Kapolres mengatakan, pihaknya sudah lakukan olah tempat kejadian perkara dan korban sudah dibawa ke RSUP Prof Kandou Malalayang.
Baca: Cerita Anggota TNI yang Evakuasi Buaya Pemakan Manusia: Penuh Ketegangan hingga Gigi Buaya Copot
"Untuk autopsi masih berkoordinasi dengan pihak keluarga," kata dia.
"Kita masih lidik dan mengetahui apakah buaya tersebut memiliki surat izin atau tidak," kata Sirait.
Kapolres menambahkan, jika tidak adanya surat izin, pemilik buaya ini akan ditahan.
8. Buaya Tersebut Suka Makanan Segar
Merry Supit salah satu mantan pekerja di perusahaan tersebut selama 18 tahun dan mengundurkan diri pada tahun 2005.
Saat itu buaya tersebut masih berukuran sekitar 1,5 meter.
"Saya sebagai pegawai pembibitan mutiara. Saat itu buaya yang juga diberi nama seperti nama saya ini, masih berukuran sama seperti kayu ini," kata Merry sembari menunjuk batang pohon berukuran panjang 1,50 meter yang tergeletak di sampingnya.
Makanan buaya tersebut antara lain adalah ayam, ikan tongkol dan ikan tuna.
Menurut Merry, semuanya harus fresh karena buaya tersebut tak mau makan jika makanan tersebut sudah dibekukan atau sudah mati beberapa hari.
"Semuanya harus fresh, dia tak mau makan bila sudah dibekukan atau sudah mati beberapa hari," lanjutnya.
Baca: BKSDA Sulawesi Utara Evakuasi 3 Buaya dalam Sepekan, Termasuk Buaya yang Memangsa Deasy Tuwo
Menurut Merry, kemungkinan kematian Deasy sudah dua hari setelah peristiwa karena tak ada saksi mata yang melihatnya.
9. Buaya Asal Belitung Dibeli pada 1999
Buaya yang menerkam Deasy ternyata dibeli dari Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, oleh warga negara Jepang yang merupakan pemilik laboratorium pembibitan mutiara.
Hal itu diungkapkan Noldy Pinontoan, Kepala Jaga VII Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Minahasa, Sulawesi Utara, saat ditemui Tribunmanado.co.id di rumahnya, Jumat (11/1/2019).
"Saya dulu kerja di situ sebagai (petugas) sekuriti," ujar Noldy.
Ia dan Deasy masuk bersamaan sekitar tahun 1999, namun ia berhenti pada tujuh tahun silam atau tepatnya pada 2011 sedangkan Desy hingga akhir hayatnya.
10. Buaya Pernah Memangsa Buaya Lainnya
Noldy menambahkan jiwa awalnya ada dua ekor buaya, namun kini hanya tersisa seekor saja.
"Saat itu berjumlah dua ekor. Masing-masing panjangnya sekitar satu meter," kata dia yang saat itu ditemani istrinya.
"Karena mereka saling memangsa. Buaya laki-laki ini yang tersisa," ungkap pria yang lebih akrab disapa Pala ini.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)