Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cuitan CEO Bukalapak Ramai Diperbincangkan, Gibran: Ayo Kalian Belajar Memaafkan

CEO Bukalapak diserang oleh warganet dengan tagar #uninstallbukalapak, Gibran mengajak warganet untuk belajar memaafkan.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
zoom-in Cuitan CEO Bukalapak Ramai Diperbincangkan, Gibran: Ayo Kalian Belajar Memaafkan
kolase Youtube dan Tribunnews.com
CEO Bukalapak diserang oleh warganet dengan tagar #uninstallbukalapak, Gibran Rakabuming mengajak warganet untuk belajar memaafkan. 

Gibran mencontohkan jas hujan buatannya tak akan besar jika tanpa adanya Bukalapak.

"Saya pikir #unistallbukalapak itu tll berlebihan (dan norak). Pelaku umkm seperti saya sangat terbantu dgn adanya @bukalapak. Brand jas hujan saya gak akan bisa seperti skrg kl gak dibantu mas @achmadzaky," ungkap Gibran.

Sebelumnya, CEO Bukalapak, Achmad Zaky mencuitkan melalui akun Twitternya, @achmadzaky tentang anggaran R&D yang sangat minim di tahun 2016.

Baca: Tanggapi Ajakan Boikot Bukalapak, Pesan Gus Nadir Singgung Rezeki

Baca: CEO Bukalapak Minta Maaf Terkait Cuitannya yang Menuai Polemik

Menurut Zaky, anggaran R&D pada tahun 2016 hanya US$ 2 miliar.

Hal tersebut sangat jauh dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia dan Singapura.

Cuitan Achmad Zaky CEO Bukalapak tentang 'presiden baru' Rabu (13/2/2019).
Cuitan Achmad Zaky CEO Bukalapak tentang 'presiden baru' Rabu (13/2/2019). (Twitter @achmadzaky)

Zaky memberikan data jika Malaysia sendiri telah memberikan anggaran sebesar US$ 10 miliar dan disusul Singapura dengan anggaran US$ 10 miliar.

Diakhir cuitannya, Achmad Zaky menyebut soal Presiden baru.

Baca: CEO Unggah Cuitan Presiden Baru, Start-Up Bukalapak Dibully Netizen

Baca: Soal Bukalapak, TKN: Militansi Pendukung Jokowi Makin Kuat di Udara

Berita Rekomendasi

"Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis Zaky.

Akibat hal tersebut, warganet mengoreksi soal anggaran yang diberikan oleh Achmad Zaky.

Dalam sebuah balasan, warganet menyebut data yang diberikan Achmad Zaky merupakan data lama.

Sebab, data yang diberikan Achmad Zaky merupakan data pada tahun 2010, yang artinya saat itu Presiden Jokowi belum menjabat.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas