Selain Jual Rumah & Harta karena Isu Kiamat, 52 Warga Ponorogo Diminta Siapkan Senjata Atau Pedang
Selain menjual rumah dan harta karena isu kiamat, sebanyak 52 warga di Ponorogo diminta untuk menyiapkan senjata atau pedang.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Tiara Shelavie
Selain menjual rumah dan harta karena isu kiamat, sebanyak 52 warga di Ponorogo diminta untuk menyiapkan senjata atau pedang.
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 52 warga Desa Watu Bonang, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo berbondong-bondong menjual rumah dan harta mereka.
Hal ini lantaran isu kiamat yang disampaikan oleh seorang warga setempat bernama Katimun.
Selain menjual rumah, mereka juga diminta untuk menyiapkan senjata atau pedang.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni.
Bupati Ipong menceritakan, Katimun yang selesai menimbal ilmu di Malang mendatangi rumah warga dan mengatakan kiamat akan segera tiba.
Katimun juga mengajak warga untuk mencari bekal di akhirat lewat menjual harta benda.
Baca: Viral 52 Warga Ponorogo Jual Rumah & Harta karena Isu Kiamat, Pindah ke Malang, Disebut Akan Selamat
Baca: Ajaran Katimun Soal Kiamat di Ponorogo, Ini Tanggapan Muhammadiyah Setempat
"Yang membawa ajaran ini ke Ponorogo atau ke Desa Watu Bonang itu, warga kami, namanya Katimun,"
"Jadi intinya, dia mengatakan kiamat sudah dekat, jamaah diminta menjual aset-aset yang dimiliki untuk bekal di akhirat, atau dibawa dan disetorkan ke pondok."
"Jemaah harus salat lima waktu di masjid," kata Ipong Muchlissoni, Rabu (13/3/2019) dikutip dari TribunJatim.com.
Selain itu, Katimun meminta warga untuk membeli pedang ke Pak Kyai lantaran disebut akan ada huru-hara pada bulan Ramadhan.
Pedang yang ditawarkan Katimun dihargai Rp 1 juta.
Namun, apabila warga tak membeli pedang mereka diminta untuk menyiapkan senjata.
"Mereka bilang Ramadhan besok ini akan ada huru-hara, perang. Jamaah diminta untuk membeli pedang ke pak kyai, harganya Rp 1juta, yang tidak beli pedang diminta menyiapkan senjata di rumah, dan seterusnya lah," kata Ipong.