Seperti Apa Sih Scene Film 'Cek Toko Sebelah'? Ini Dia Penuturan Sang Sutradaranya
Film ini bercerita tentang seorang bapak, Koh Afuk (Chew Kin Wah), yang ingin mewariskan toko kepada anaknya.
Editor: Choirul Arifin
Belum nanti wewenang di editor—setelah post-production. Jadi, tahapannya begitu banyak, sehingga walaupun at the end itu nama lo yang tercantum, hasilnya mungkin berbeda dari yang lo tulis.
Nah, menjadi sutradara menurut gue jadi menarik, karena gue bisa menjaga dari hulu ke hilir, agar karya itu utuh—sesuai dengan yang awalnya ingin gue sampaikan.
G: Kapan tepatnya lo berniat untuk membuat film kedua?
E: Jadi begitu Ngenest mendapat sambutan baik, Starvision sudah langsung menanyakan: “Bikin apa lagi nih?” Terus pada waktu itu sih gue bilang, “Nanti aja lah, Pak, belum kepikiran juga mau bikin apa.”
And then, awalnya premis CTS ini mau gue bikin jadi novel sebenarnya. Tapi kalau gue ukur timeline-nya, kayaknya enggak bakal sempat.
Kalau memang gue mau rilis film lagi di akhir tahun, berarti September harus sudah produksi dan sebagainya.
Akhirnya, ya sudahlah, langsung kita bikin skenario aja. Kira-kira selama dua bulan, gue sama istri gue mengembangkan premis CTS sampai ke sinopsis.
Skenarionya sendiri, itu akhir April baru mulai kita develop, kelarnya akhir September.
G: Cek Toko Sebelah berbeda dari Ngenest. Kali ini lo membuat original story baru—bukan adaptasi seperti Ngenest. Kisahnya tentang seorang bapak dua anak yang ingin mewariskan toko. Bagaimana ide itu muncul?
E: Pertamanya, gue belum sampai ke masalah adik-kakak. Awalnya masih tentang orang yang kuliah di luar negeri—yang mana harusnya pendidikan dia baik buat bekal nya ngejar karir—tapi malah ended up jaga toko. Dasarnya itu.
Terus gue riset, ke saudara-saudara gue yang mengalami itu. Cek background-nya, ternyata motivasinya ada macam-macam.
Terus gue merasa masih kurang. Masih ada something missing gitu, konflik utamanya apa? Akhirnya gue tambah sibling di situ.
G: Apakah masih ada kaitannya dengan perjalanan hidup Ernest Prakasa sendiri—seperti halnya Ngenest?
Ini inspirasi dari sekitar sih. Dari keluarga juga. Nyokap gue itu punya toko sembako—dari 1985 sampai sekarang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.