Seperti Apa Sih Scene Film 'Cek Toko Sebelah'? Ini Dia Penuturan Sang Sutradaranya
Film ini bercerita tentang seorang bapak, Koh Afuk (Chew Kin Wah), yang ingin mewariskan toko kepada anaknya.
Editor: Choirul Arifin
Terus banyak kan Chinese yang jauh-jauh sekolah ke luar negeri, baliknya justru jaga toko. Bukan berarti itu sesuatu yang negatif. Tapi ya di balik itu banyak kisah yang menarik.
Begitu juga konflik adik sama kakak, itu juga menarik—dan gue dapat dari sekitar gue. Intinya sih ini pure fiksi, tapi ceritanya amat dekat sama gue.
G: Buat lo, apa bedanya mengadaptasi buku dengan membuat sebuahoriginal story yang baru?
E: Beda banget. Kalau adaptasi, apalagi yang diangkat dari hidup gue, banyak restraint yang enggak bisa gue langgar.
Orang kan ada yang tahu hidup gue, jadi gue enggak bisa mengarang sesuka gue kan. Tapi kalau di CTS ini gue punya kebebasan buat mengarang cerita.
Berdua sama istri gue, kami itu membuat cerita tanpa batasan apapun.
G: Dua film lo sama-sama menyiratkan potret hidup orang Tionghoa. Apa sebab lo memilih itu?
E: Sebenarnya gue enggak punya misi spesifik: “Wah film kedua harus mengangkat cina-cinaan lagi”.
Tapi kebetulan pas gue lagi mencari premis, yang lagi dekat ya itu—untuk sementara.
Enggak tahu kalau ke depannya gue bikin film lagi, apakah masih berkaitan dengan Chinese juga. Jadi memang bukan sesuatu yang diniati.
G: Kita tahu bahwa wacana rasial bisa menuai respons tak terduga—khususnya dari orang-orang yang sensitif. Lo punya pertimbangan tertentu enggak saat mengangkat isu seputar etnis Tionghoa?
E: Enggak sih. Lagian, kalau CTS kan ringan banget ya isunya. Ngenest jauh lebih berat—itu pun enggak ada masalah apa-apa.
Banyak teman gue yang pribumi, setelah menonton Ngenest itu dia malah mikir: “Ternyata gue itu jahat ya. Gue kayak ngerasa bersalah gitu sama temen gue yang Cina.” Padahal gue enggak bermaksud kayak gitu. Tapi kalau akhirnya jadi kritik, ya bagus juga sih [tertawa].
Kalau CTS sendiri, untuk pesan pluralisme dan lain-lainnya, sebetulnya jauh lebih ringan sih. Tetap ada konflik, seperti misalnya yang terjadi pada istri Yohan. Istrinya Yohan itu, Ayu (Ardinia Wirasti), kan pribumi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.