Kisah Haru dan Inspiratif Pemilik Babalu Cafe, dari Dihina Orang hingga Ditinggal Pergi Orangtua
Pemilik Babalu Cafe Juli Juwanto membagikan kisahnya dalam jatuh bangun binisnya hingga sukses seperti sekarang pernah dihina orang
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Alasan Antok melakukan atraksi lempar barang
Saat diundang di acara Hitam Putih Trans7, Antok mengaku melakukan aksi tersebut lantaran kesal dengan karyawan yang tidak cekatan dalam memenuhi pesanan pelanggannya.
"Bermula kenjengkelan saya dengan karyawan. Pelanggan sudah marah-marah pengencepat cepat dilayani," ujarnya saat ditanya Deddy Corbuzier.
Ia mengaku saat emosinya memuncak dirinya kerap mematahkan atau melempar peralatan dapur di tempat makannya.
"Kalau saya marah, saya patah-patahain semuanya," kata Antok.
Deddy Corbuzier menanyakan apakah aksi tersebut tidak menimbulkan kerugian baginya.
Baca: VIRAL Kisah 'Layangan Putus' di Media Sosial, Ini Faktor Penyebab Perselingkuhan Menurut Psikolog
Antok menjawab tidak, dengan alasan harga peralatan dapur di kota dia berasal murah harganya.
Dengan uang Rp20.000 hingga Rp30.000 Antok sudah bisa mendapatkan peralatan dapur.
"Kalau ini di Purwodadi murah, saya tidak ada ruginya," tegas pria berkacamata ini.
Antok melanjutkan saat ini dirinya memiliki enam karyawan.
Meskipun sering ia marahi, Antok menyukai para karyawan karena tidak sakit hati saat dimarahi.
"Mereka tidak pernah sakit hati, saat dimarahi," akunya.
Pria lulusan S2 Teknik Pendidikan ini mengaku bisa marah-marah dari sore hari hingga dini hari.
Ini dirinya lakukan saat banyak pengunjung yang menikmati hidangan seafood andalan dari Babalu Cafe.
"Sehari berapa kali marah-marahnya gak kehitung,"
"Kalau pas rame marahnya dari sore sampai malem, kadang sampai jam 4 pagi," kata Antok.
Deddy Corbuzier kemudian menanyakan apakah tetangga Antok pernah merasa terganggu dengan aksinya tersebut.
"Tapi gak pernah diomelin tetangga," tanya Deddy.
Antok mengaku pernah sekali mendapat kritik dari tetangga.
Namun ketika mengetahui Antok melakukan hal itu untuk atraksi, tetangganya mulai paham dengan maksudnya.
Setelah tahu, tetangga Antok senang dengan keberadaan atrasi tersebut.
"Kalau ada atraksi tetangga seneng," jelasnya. (*)
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)