DTBTNS Season 2 Masuk Babak Penjurian, Karya Para Finalis Kian Variatif dan Berkualitas
Dari ratusan karya para finalis tersebut nantinya dikurasi dan akan mengikuti sesi coaching bersama para expert di masing-masing kategori.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Willem Jonata
Hal senada diungkapkan Oom Leo yang menjadi juri di kategori visual art. Pria bernama asli Narpati Awangga ini mengaku harus menguras energi dan pikiran saat menilai karya-karya visual art yang kualitasnya di atas rata-rata.
“Antusiasme para peserta sangat luar biasa. Banyak yang cukup menyita perhatian baik dari segi teknis, konsep dan ide, serta artistik yang mengagumkan. Enggak cuma satu atau dua karya, banyak yang bikin gue kelimpungan untuk memilih kandidat juara DTBTNS Season 2 ini,” papar Oom Leo.
Pada fase penjurian, selain proses kurasi juga akan ada sesi coaching dimana para juri akan berbagi ilmu serta pengalaman mereka kepada para finalis DTBTNS Season 2. Rekti dan Oom Leo pun sudah menyiapkannya materi agar sesi ini berjalan stimulus dan menjadi bekal untuk finalis mengembangkan diri maupun karya mereka.
Di tahap coaching mendatang, Rekti pribadi akan lebih menekankan terkait performance karena merupakan poin penting bagi seorang performer. Mulai dari bagaimana cara menampilkan diri di atas panggung, hingga cara berkomunikasi yang tepat dengan audience. Kalau Oom Leo cenderung fokus kepada proses awal penggarapan sebuah karya visual art.
“Pendalaman konsep dan ide dasar penciptaan karya. Kalau untuk urusan teknis, nampaknya gak banyak yang harus dikulik lebih dalam. Karena skill rata-rata para finalis udah sangat oke banget,” timpal Oom Leo
Sementara itu, duo asal Jakarta bernama Wantang, salah satu peserta dari kategori musik berucap, bahwa DTBTNS Season 2 adalah ajang yang tepat untuk musisi pendatang baru menjadi the next rising star.
Menurut grup musik beranggotakan Bintang Gemilau dan Ridwan Hafidz ini, DTBTNS menjadi wadah aspirasi, sarana komunikasi dan berekspresi bagi seniman-seniman muda, khususnya di bidang musik & visual art. Terlebih deretan nama juri yang memang kompeten di bidangnya.
“Aku salut dengan acara DTBTNS. Karena musisi memang butuh wadah untuk nunjukin karya mereka. Supermusic sebagai penyelenggara juga menilai peserta as a whole package, dari mulai karyanya itu sendiri sampai bagaimana perform secara live membawakan karya mereka. Di ajang ini, Wantang ingin membangkitkan kembali RnB lewat karya kami, dengan ciri khasnya ada part rap di setiap lagu yang terinspirasi dari K-Hip Hop dan K-RnB,” kata Bintang.
Sedangkan Evelyn Kosasih yang merupakan peserta dari kategori visual art berucap, Dare To Be The Next Superstar sebagai medium untuk mengeksplor kemampuan diri dengan tema yang challenging. Visual artist asal Bali dengan style expressionism ini berharap dapat merebut hati para juri dan lolos ke tahap penjurian agar mendapat insight menarik di DTBTNS Season 2.
“Dengan adanya coaching di fase penjurian nanti tentunya sangat bermanfaat untuk ajang sharing antar seniman, karena ketika saling mengispirasi itu sangat bagus dan harganya mahal banget sih. Apreciate banget sama Supermusic yang memberi wadah seperti ini karena bukan cuma hadiah aja yang penting, tapi juga ilmunya,” ujar Evelyn.