Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Saraf Kejepit Kambuh, Ferry Irawan Takut Operasi hingga Pilih Penanganan Non Bedah

Ferry Irawan memiliki riwayat penyakit saraf kejepit. Kadang kala penyakit tersebut kambuh dan membuatnya sangat menderita.

Penulis: Willem Jonata
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Saraf Kejepit Kambuh, Ferry Irawan Takut Operasi hingga Pilih Penanganan Non Bedah
Istimewa
Venna Melinda dan Ferry Irawan mengapit Dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS, dokter spesialis bedah saraf. 

Saraf kejepit di leher atau radikulopati servikal terjadi ketika ada bantalan tulang yang menonjol keluar dan menekan saraf di sekitarnya.

Penyebabnya pun beragam, seperti faktor degeneratif, postur tubuh yang salah, cedera, radang sendi leher, ataupun obesitas.

Gejala yang bisa timbul dari saraf kejepit ini antara lain nyeri yang menjalar ke bahu sampai lengan dan tangan, kesemutan, kebas, hingga kelemahan otot di sekitarnya.




Nyeri akibat saraf kejepit akan semakin memburuk jika dibiarkan dan tidak ditangani segera.

Namun, kini tak perlu khawatir karena perkembangan teknologi yang semakin canggih memungkinkan penanganan saraf kejepit bisa dilakukan tanpa harus melakukan operasi besar atau konvensional.

Sebagaimana saran dari dr.Mahdian, akhirnya Ferry Irawan menjalani tindakan endoskopi PECD.

Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (PECD) ini adalah teknik endoskopi Joimax dari Jerman sebagai tindakan minimal invasif untuk mengatasi saraf kejepit di leher.

BERITA TERKAIT

PECD bekerja dengan menggunakan selongsong kamera berdiameter 4mm, untuk mengambil atau melepaskan bantalan tulang yang menjepit saraf.

Baca juga: Zaskia Mecca Kabarkan Kondisi Hanung Bramantyo Pascaoperasi Saraf Kejepit: Halu Gemes, Kelaperan

Dengan PECD, luka sayatan juga minimal, sehingga tidak perlu mengganti bantalan tulang ataupun memberikan pen pada tulang leher.

“Karena menggunakan teknologi kamera yang canggih, maka kita bisa melihat kondisi saraf dengan jelas dan detail sehingga jepitan saraf dapat dilepaskan melalui alat endoskopi tersebut,” jelas dr. Mahdian.

Dr. Mahdian juga menambahkan,” Dengan akses yang hanya sebesar 4mm tadi, kerusakan yang ditimbulkan juga sangat minimal, tidak melakukan pemotongan pada jaringan otot, tidak merusak bantalan tulang dan juga tidak merusak ligamen.

Keunggulan lain dari endoskopi PECD adalah risiko kecil untuk kerusakan jaringan atau cedera pada pembuluh darah.

Selain itu, waktu tindakan juga relatif singkat hanya sekitar 45 menit. Pasien hanya membutuhkan satu hari perawatan pasca tindakan dan dapat pulang ke rumah untuk melakukan rawat jalan.

Baca juga: Caesar YKS Mulai Kembali Fit Setelah Alami Saraf Kejepit

Bahkan, pasien dapat melakukan aktivitas hampir normal, seperti menyetir, bekerja di kantor, ataupun aktivitas harian lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas