Band Radja Diancam, Cerita Lengkap Versi Ian Kasela hingga Tanggapan Pemerintah Malaysia
Berikut penuturan Ian Kasela sang vokalis Band Radja soal penyekapan dan ancaman pembunuhan yang dialaminya, hingga respon pemerintah Malaysia.
Editor: Anita K Wardhani
"Sementara gue rasanya mau bilang, 'tenang dulu dong bro, apa yang lu bilang? Kalau lu bilang begitu, terus yang tadi konser siapa? Setan? Hantu? Tapi kan kita nggak bisa ngomong kan kayak kita mau ngomong dibentak. Kita dibilang nggak mau konser, terus tadi siapa yang konser," lanjut Ian.
Konser di Johor sukses, tapi Personel Radja Diperlakukan Buruk
Ian Kasela menyebut konser Radja Negeri Johor Majestic Tourism Johor berlangsung sukses. Mereka menghibur fans secara maksimal.
Tak hanya itu, Ian dkk juga meladeni permintaan foto dan video.
Baca juga: Personel Radja Tunjukkan Foto yang Layangkan Ancaman Pembunuhan, Diduga Ajudan Petinggi di Johor
"Alhamdulillah kemarin sudah berhasil, sukses, lancar, pecah banget," terang Ian Kasela.
Namun, bukannya mendapat apresiasi, mereka malah menerima perlakuan tak menyenangkan.
Ian Kasela melampiaskan kekecewaannya terhadap pihak Tourism Johor.
"Bukan terima kasih yang kami dapatkan setelah acara sukses, setelah mereka terhibur, setelah kami berikan penampilan yang terbaik, Tapi malah cacian, makian, bahkan sampai ancaman membunuh terhadap kami," keluh Ian.
Para personel Radja pun merasa lebih dari diintimidasi pada saat itu.
Baca juga: Video Klip Singgle Sapu Jagat Radja Dituding Plagiat Lagu Sabyan Gambus, Moldy: Kami Hanya Berkarya
"'Jika Radja datang lagi, jika Radja ada di Kuala Lumpur, ada di Johor, di Malaysia, mati'. (Ini) lebih dari intimidasi," ucap Ian.
Bahkan, pada saat kejadian, personel band Radja disekap di sebuah ruangan dan dikunci serta dijaga oleh beberapa bodyguard.
Hal tersebut membuat mereka tak bisa berbuat apa-apa lantaran merasa ditekan.
Baca juga: Ngaku Dihina dan Dapat Ancaman Pembunuhan saat Tampil di Malaysia, Band Radja Langsung Lapor Polisi
Mereka pun diperlakukan dengan sangat buruk.
"Memang ditekan, kita tidak bisa berbuat apa-apa."