Anak Picky Eater Bikin Pusing Orangtua, Apa yang harus Dilakukan? Ini Kata Elly Farida
Sebagian orangtua mengeluhkan anak mereka picky eater atau hanya mau menyantap makanan yang itu-itu saja, kondisi tersebut rupanya hal lumrah terjadi
Penulis: Willem Jonata
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Sebagian orangtua mengeluhkan anak mereka picky eater atau hanya mau menyantap makanan yang itu-itu saja.
Kondisi tersebut rupanya hal lumrah terjadi pada anak-anak dalam masa tumbuh kembangnya.
Namun, apabila dibiarkan, anak yang picky eater bisa mengalami kekurangan gizi tertentu sehingga mengganggu pertumbuhan mereka. Tak menutup kemungkinan mengalami stunting.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Depok Elly Farida, dalam Perempuan Berantas Stunting yang digelar MNC Trijaya, menyadari hal itu menjadi kendala sebagian orang tua. Tak terkecuali ibu-ibu PKK di Depok.
Oleh karenanya, menurut dia, orang tua sebaiknya mencari tahu literatur mengenai hal itu sehingga memiliki pengetahuan yang diharapkan menjadi solusi.
Baca juga: Tanpa Sadar Kebiasaan yang Sering Dilakukan Orangtua Ini Membuat Anak Tumbuh Menjadi Picky Eater
Contohnya, buatlah kegiatan makan jadi menyenangkan. Sajikan makanan dengan warna-warna cerah atau potong makanan menjadi bentuk-bentuk tertentu menggunakan cetakan.
Bisa juga melibatkan anak berpartisipasi menyiapkan makanan. Misal, ajak mereka belanja ke pasar. Libatkan mereka dalam menentukan sayur atau buah mana saja yang akan dibeli.
Ketika di rumah pun, orang tua bisa mengikutsertakan mereka mencuci buah dan sayur atau mengaduk adonan.
"Ceritakan pula ke anak tentang manfaat kesehatan dari makanan yang disantap. Misalnya, ikan mengandung protein, membuat tubuh jadi kuat dan enggak gampang sakit, terus kenapa kita harus minum susu. Itu trik yang bisa kita coba," lanjut Bunda Farida, sapaan akrabnya.
Istri Wali Kota Depok Mohammad Idris itu, menuturkan kendala lain yang kadang dialami para ibu, khususnya di bulan Ramadan, adalah sulitnya membangunkan anak untuk santap sahur.
"Itu harus dimulai dengan dialog. Ayo, kakak, adik, menu apa yang harus mama sajikan (untuk santap sahur)," ucapnya.
Dengan begitu, menurut dia, anak jadi antusias bangun tidur untuk santap sahur.
"Jadi dulu pengalaman saya waktu anak masih kecil-kecil,' bang, bang itu puding melonnya sudah tersaji. Dia langsung bangun," kenang Bunda Farida.
Dalam kesempatan itu, ia menyambut gembira angka stunting di Depok mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Kota Depok, Jawa Barat sebesar 12,6 persen.
Angkat itu sekaligus menempatkan Depok dengan angka stunting terendah di Jawa Barat.
"Pihaknya secara berkesinambungan memberi edukasi tentang stunting kepada ibu-ibu di Depok agar mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk mencegah sekaligus mengatasinya.
"Depok paling tinggi (di Jawa Barat) dengan capaian penurunan prevalensi stunting. Kami bergerak melalui berbagai kegiatan menggandeng bapak camat, lurah dan CSR yang ada untuk mengedukasi dan memberi pembekalan keterampilan memasak makanan bergizi dan sebagainya. Kemudian memberi bantuan sembako untuk keluarga prasejahtera," tandas Farida.Anak Picky Eater