Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Konsultan Nustrisi Bicara Cara Mencegah Stunting pada Anak, Ini Sarannya

Penyebab stunting yang sering ditemukan adalah pemberian MPASI yang tidak adekuat atau tidak memenuhi syarat.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
zoom-in Konsultan Nustrisi Bicara Cara Mencegah Stunting pada Anak, Ini Sarannya
Shutterstock
Ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gangguan tumbuh kembang anak berupa stunting masih menjadi masalah kesehatan nasional yang mendapat perhatian serius dari pemerintah kita.

Mengacu pada hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 21,6 persen.

Meski telah mengalami penurunan dari 24,4 persen di tahun 2021, namun angka prevalensi stunting ini masih belum memenuhi standar WHO yang semestinya tidak lebih dari 20%.

Dalam strategi nasional, pemerintah menargetkan penurunan stunting hingga ke angka 14% pada 2024.

Konsultan Nutrisi Anak dan Penyakit Metabolik Dr Nur Aisiyah Widjaja Sp.A (K), mengingatkan pentingnya memperhatikan asupan gizi anak di masa MPASI.

Ini dikarenakan penyebab stunting yang sering ditemukan adalah pemberian MPASI yang tidak adekuat.

Berita Rekomendasi

Dr. Nuril mengungkapkan bahwa 60,6 % stunting terjadi antara lahir sampai usia 2 tahun, dan 28% terjadi antara usia 2-5 tahun.

“Setelah anak berusia 6 bulan, konsumsi ASI saja tak lagi mampu mencukupi kebutuhan gizinya.

Ketika anak menginjak usia 6 bulan, kandungan zat gizi makro terutama protein, lemak, dan karbohidrat pada ASI akan mengalami penurunan.

Baca juga: Target Bupati Klaten Sri Mulyani Turunkan Angka Stunting jadi 11 Persen, Lebihi Target Jokowi

Ketika anak berusia 6-8 bulan kandungan gizi ASI berkurang 30%, lalu pada usia 9-11 bulan berkurang lagi hingga 50%, dan selanjutnya terus berkurang hingga 70%. Kandungan zat gizi mikro seperti zat besi dan zink di dalam ASI juga mengalami penurunan hingga 95 – 97% setelah anak berusia 6 bulan,” papar dr Nuril saat webinar nasional asupan Hewani untuk Tatalaksana Stunting belum lama ini.

Nuril juga memaparkan temuan bukti data bahwa balita weight faltering yang tidak segera diintervensi menyebabkan penurunan status gizi akut (BB kurang/sangat kurang) dan kronis (stunting).

“Bukti menunjukkan balita stunting diawali dengan weight faltering di usia < 1 tahun dan kondisi kekurangan gizi menahun (kronis)," katanya.

Untuk meningkatkan kualitas MPASI, langkah penting yang dapat dilakukan adalah meningkatkan konsumsi protein hewani.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas