Lewat Film Pendek 'Dear Bapak', Dina Subono Mengaduk-aduk Emosi Penonton
Film pendek "Dear Bapak" menarasikan perubahan karakter akibat pandangan sang anak kepada ayah yang berubah pascaperceraian.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Willem Jonata
Film ‘Dear Bapak’ dibintangi aktor senior alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Dr. Sudibyo JS, S.Sn., M.Sn., berperan sebagai Pak Suban, Erika berperan sebagai Cinta, dan Zhaky Andriansyah (Jeki) berperan sebagai Rama.
Film pendek "Dear Bapak” diproduksi oleh Anidkana Films. Sutradara dan Penulis Cerita Dina Subono. Penanganan produksi dipercayakan kepada Ramacanaa sebagai Produser Eksekutif, serta Wisnu Heru Luhur dan Yunus Fiore selaku Produser.
Director Of Photography dipercayakan kepada Iqbal, Editor Nier Castielroy, Scoring Lambara Dimas Anya, Soundman W. Oedin Ichsan, Artistik Chris Rendy Judi Mara dan Adam Prassetyo Munandar, dan Behind the Scene Immanuel Ardika.
Film pendek “Dear Bapak” menceritakan sosok perempuan bernama Cinta, seorang anak tunggal yang orangtuanya bercerai. Cinta tinggal bersama bapaknya yang menjadi orangtua tunggal bernama Pak Suban. Ada konflik batin sehingga Cinta tidak merasa dekat dengan Bapaknya.
Film pendek berdurasi sekitar 10 menit ini merampungkan shootingnya di Kafe Bostha Cipete Jakarta Selatan, Minggu, 28 Juli 2024. Menurut rencana film ini akan di preview, Jum’at 23 Agustus 2024 mendatang.
Dina Subono telah menyutradarai beberapa film pendek, diantaranya film “Tiga Mata,” dan film “Cintanya Cinta Raga.” Film “Tiga Mata” masuk dalam jajaran The Top 60 Finalists Indonesian Short Film Festival (ISFF) SCTV 2016.
Dina berharap apa yang dilakukannya saat ini dapat menjembatani langkah berikutnya menjadi sineas profesional, khususnya sebagai pengendali dalam tata kelola produksi film karya-karyanya sendiri seterusnya ke depannya dengan lebih baik lagi.
Menulis cerita film atau menyutradarai bagi Dina sebenarnya bagian dari learning by doing. Dina ingin tahu proses secara teknis dan non-teknis bagaimana mengkonstruksi cerita film secara estetis berdasarkan skenario dan konsep penyutradaraan.
Dina ingin menjadi produser dan memiliki rumah produksi sendiri yang mandiri dan secara profesional mampu menampung karya para sineas dan menciptakan lapangan kerja baru bagi pekerja film Indonesia.
Produser, kata dia, harus mengerti konstruksi bagaimana dapat mengendalikan produksi film berjalan tepat waktu, efektif, dan efisien sesuai target artistik.
“Produser dituntut memiliki kesadaran rasa; indra yang kuat dan kreatif. Pengetahuan dan pengalaman ini hanya bisa didapat ketika saya terjun langsung lebih dulu lewat produksi film-film indie seperti sekarang,” ujarnya.