Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Christian Hadinata: Kekuatan Tidak Merata Penyebab Kegagalan Tim Thomas dan Uber‏

Tim Thomas dan Uber Indonesia mengubur impian membawa pulang gelar juara

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Christian Hadinata: Kekuatan Tidak Merata Penyebab Kegagalan Tim Thomas dan Uber‏
badmintonindonesia.org
Christian Hadinata 

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Tim Thomas dan Uber Indonesia mengubur impian membawa pulang gelar juara. Pada gelaran Thomas Cup dan Uber Cup 2014 di India, tim Merah-Putih gagal mencapai babak final.Tim Thomas Indonesia yang menempati unggulan pertama tersingkir setelah dikandaskan Tim Thomas Malaysia dengan skor 0-3 di pertandingan semifinal di Siri Port Stadium New Delhi, India, Jumat (23/5/2014).

Kegagalan Tommy Sugiarto dan kawan-kawan ke partai final menyusul kandasnya Tim Uber Indonesia. Satu hari sebelumnya, Adriyanti Firdasari cs kalah dari Tim Uber India dengan skor 0-3 di pertandingan perempatfinal.

Manajer Tim Thomas Indonesia, Christian Hadinata, mengatakan kegagalan Indonesia di nomor beregu disebabkan kekuatan tak merata. Selama ini, mengandalkan nomor ganda putra dan campuran. Ini menyebabkan beban berada di pundak pemain dari kedua nomor tersebut.

“Kita harus punya kekuatan di sektor lain, kalau seperti ini terus, bebannya akan ketiban ke ganda putra dan campuran terus. Seharusnya dalam pertandingan beregu, beban itu bisa dibagi merata ke semua anggota tim,” tutur Christian dilansir situs badmintonindonesia.

Mantan pebulutangkis spesialis nomor ganda memberikan contoh pencapaian tim di Piala Sudirman 2013. Dalam kejuaraan yang berlangsung di Malaysia, Indonesia kalah 2-3 atas juara Tiongkok. Indonesia mencuri dua poin dari nomor ganda putra dan campuran.

“Contohnya di Piala Sudirman 2013, kita sudah memberi perlawanan ketat kepada Tiongkok dimana nomor ganda campuran dan ganda putra sudah memberi kemenangan. Tetapi, nomor lainnya belum bisa, padahal kita hanya butuh satu poin lagi,” kata Christian Hadinata.

Pria berusia 64 tahun mengaku nomor lain harus memperbaiki diri, karena kelemahan di beregu. Keunggulan Indonesia ini sudah terlihat jelas, yakni di nomor ganda putra dan ganda campuran.

Berita Rekomendasi

“Kita jangan mau dieksploitasi oleh lawan, karena semua negara kalau lawan Indonesia sudah bisa menebak kalau kita pasti mengandalkan dua ganda, seperti di Piala Thomas kali ini. Nomor ganda putra menjadi strong point, kalau strong point ini kalah ya susah.,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas