Atlet Wushu Indonesia Berpeluang Besar jadi Juara Dunia Sanda
Junita akan berhadapan dengan atlet Vietnam Chinh Nguyen Thi yang mengalahkan atlet Mesir Mayada Aly Ahmed Elzawawy melalui pertarungan tiga ronde.
Penulis: Murtopo
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Atlet wushu putri Indonesia Junita Malau (48 kg) menembus partai final usai mengalahkan atlet wushu India Sanathoi Devi Yumnam dua ronde langsung di hari pertama Piala Dunia Sanda di Istora Senayan, Jakarta. Selanjutnya di partai final yang akan digelar Jumat (21/11/2014) malam, Junita akan berhadapan dengan atlet Vietnam Chinh Nguyen Thi yang mengalahkan atlet Mesir Mayada Aly Ahmed Elzawawy melalui pertarungan tiga ronde.
"Ini merupakan pertemuan kedua saya dengan Yumnam. Saya senang bisa menang karena sewaktu Kejuaraan Dunia di Malaysia tahun lalu, ia berhasil mengalahkan saya. Kali ini saya bertarung lebih agresif tapi juga lebih sabar menghadapi dia yang memang kebanyakan menunggu," ujar Junita Malau atlet wushu asal Medan, Sumatera Utara tersebut.
Selanjutnya menghadapi Nguyen Thi di final, Junita mengaku akan bertarung lebih agresif. Junita juga masih harus mempelajari gaya bertarung Nguyen Thi yang belum pernah dijumpainya melalui rekaman video.
"Saya akan lihat dulu gaya bertarung dia, kalau dia lebih banyak menunggu saya akan agresif. Sebaliknya, saya akan menunggu kesempatan kalo dia ternyata bermain agresif," ujar Juninta yang kini berusia 23 tahun.
Sementara di kelas 65 kg, Moria Manalu, juga berpeluang meraih gelar juara dunia setelah mengalahkan atlet Mesir Yasmein Ahmed Shaaban Ahmed Anbar melalui pertarungan tiga set. Moria bisa mengklaim juara dunia tersebut jika di pertandingan kedua bisa mengalahkan Maryam Hashemforoud. Kelas 65 kg menggunakan sistem round robin karena hanya 3 atlet yang bertanding.
"Ini sebenarnya bukan kelas saya karena di Kejurnas bulan lalu saya masih turun di kelas 60 kg. Karena itu instruksi pelatih sebenarnya hanya coba pukul saja karena saya sudah pasti kalah tenaga. Kemenangan tadi lebih banyak faktor mental yang menentukan," ujar kata atlet DKI Jakarta berusia 26 tahun itu.
Sementara itu atlet putri Indonesia Hertati, kehilangan peluang untuk merebut medali pada Piala Dunia Sanda ke-7 setelah dinyatakan kalah TKO oleh wasit akibat mengalami patah tulang hidung saat berhadapan dengan atlet Iran, Sohila Mansouryan Semiromi.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) Iwan Kwok memastikan, Hertati tidak akan bertanding lagi meski kelas 52 kg menggunakan sistem round robin,
"Dia mengalami luka terbuka, kalaupun sembuh dan bertanding lagi, takutnya akan mengakibatkan cedera yang lebih parah," ujarnya.
Di sektor putra, satu-satunya wakil Indonesia, Edowar Virnanda (52 kg) peluangnya tidak sebesar dua atlet putri Indonesia. Edowar yang merupakan atlet asal DKI Jakarta itu dikandaskan atlet Vietnam, Huong Dinh Van dua ronde langsung.
"Kekalahan ini karena persiapan saya kurang. Persiapan saya hanya delapan hari Menghadapi kejuaraan ini. Selain itu berat badan saya pun sempat menyentuh 58 kg, sehingga untuk menurunkan berat di kelas 52 kg saya jadi kehilangan banyak tenaga," ujar Edowar.
Edowar masih memiliki kesempatan di pertarungan kedua dan harus menang menghadapi menghadapi atlet India santosh Kumar. Dan menunggu hasil pertarungan antara Dinh Van melawan Santosh Kumar pada Jumat ini.