Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Atlet Voli Duduk Indonesia Berharap Ada Liga Khusus Usai Asian Para Games 2018

Atlet voli duduk atau voli paralimpik Indonesia berharap mendapat perhatian pemerintah tak hanya di even besar seperti Asian Para Games saja

Penulis: Anggraini Wulan Prasasti
Editor: Aji Bramastra
zoom-in Atlet Voli Duduk Indonesia Berharap Ada Liga Khusus Usai Asian Para Games 2018
Instagram/sitting_volleyball_indonesia
Timnas Voli Duduk atau Voli Paralimpik Putri Indonesia. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anggra Prasasti

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR – Atlet voli duduk atau voli paralimpik Indonesia berharap mendapat perhatian pemerintah tak hanya di even besar seperti Asian Para Games saja.

Kapten Tim Voli Duduk Putra Indonesia, Nasrullah, menaruh sejumlah harapan pada pemerintah, termasuk diadakannya Proliga layaknya voli konvensional.

"Ke depannya untuk selalu mendukung, mungkin dalam kejuaraan multi even. Tahun 2019 kita kan Asean Para Games di Filipina, mungkin kita bisa kembali dilibatkan,”

“Yang kedua ya mungkin sama kayak yang normal ya, ada Proliganya, ada klub-klubnya. Mungkin sosialisasinya aja perlu ditingkatkan," kata Nasrullah.

Sementara, atlet voli duduk putri Indonesia, Nina Gusmita, berharap pemerintah tetap memberi perhatian meski nanti Asian Para Games sudah berlalu.

"Semoga pemerintah lebih memperhatikan lagi. Sebenarnya sudah perhatian banget, semoga ke depannya masih sama seperti ini, atau kalau bisa lebih," harap Nina Gusmita, saat ditemui TribunSolo.com di GOR Bulutangkis Baturan, Karanganyar, Jawa Tengah pada Kamis (13/9/2018).

Berita Rekomendasi

Mita juga berharap bisa sparing dengan tim voli duduk dari negara-negara lainnya.

"Karena kalau di sini, kan orangnya sedikit di voli difabel, jadi kurang sparring. Nggak tahu harus sparring sama siapa,"

Menurut Mita, laga persahabatan di luar negeri juga bisa dilakukan sebagai cara berlatih.

Harapan lain disampaikan oleh kapten voli paralimpik putri, Anissa Tindy Lestary.

Selain meminta dukungan, Anissa juga berharap pemerintah memfasilitasi training center atau pemusatan latihan untuk ke depannya.

Atlet asal Bandung ini menjelaskan bahwa para atlet biasanya dipanggil ke timnas saat ada kompetisi tertentu.

Jika perlombaan sudah selesai, maka para atlet akan kembali ke tempat asal dan kembali ke aktivitas semula.

Namun, tak semua atlet tetap rutin berlatih, apalagi bagi mereka yang sudah berumahtangga.

"Dengan adanya pemusatan latihan, mungkin mereka juga ada peningkatan latihannya atau paling tidak tetap konsisten," jelas Anissa. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas