Valentino Rossi Bikin Bangga Sete Gibernau Saat Masih Balapan di Arena MotoGP
Mantan pembalap MotoGP, Sete Gibernau, memiliki kebanggaan bisa menjadi rival terkuat Valentino Rossi.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Mantan pembalap MotoGP, Sete Gibernau, memiliki kebanggaan bisa menjadi rival terkuat Valentino Rossi.
Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi menjadi sosok yang selalu dinanti aksinya pada ajang balap motor paling bergengsi di dunia, MotoGP.
Rossi mampu membius para penggemar melalui aksi menawan tatkala mengendarai kuda besinya serta kharismanya di luar lintasan.
Dalam rentang waktu lebih dari 20 musim kariernya pada ajang Grand Prix, Valentino Rossi telah banyak mencecap kerasnya sebuah persaingan demi gelar juara dunia.
Salah satu pembalap yang pernah menjadi rival Valentino Rossi dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP adalah Sete Gibernau.
Pada musim 2003 dan 2004, Sete Gibernau menjadi rival terkuat bagi pembalap asal Italia itu dalam perburuan gelar juara MotoGP.
Pada musim 2004, Gibernau memang tampil impresif bersama tim satelit Movistar Honda setelah membukukan 10 podium dengan 4 kemenangan.
Meski demikian, hasil itu belum cukup untuk membawanya meraih titel kampiun karena pada akhir musim kalah poin dari Valentino Rossi.
Dalam sebuah wawancara, pembalap asal Spanyol itu kembali mengingat masa-masa manisnya tatkala menjadi rival terkuat Valentino Rossi.
Sete Gibernau mengaku bangga lantaran pernah menjadi rival peraih sembilan gelar juara dunia tersebut meski pada akhirnya harus menelan pil pahit.
"Saya bersaing dengan Valentino Rossi yang saat itu masih muda, dan mungkin sedang berada dalam puncak kariernya. Momen itu membuat saya bangga, saya bangga bahwa saya telah melawan salah satu pembalap terbaik dalam sejarah," tuturnya.
Gibernau pensiun bersama Ducati pada musim 2006 setelah mengalami rentetan cedera. Dia sempat kembali untuk tampil selama semusim pada musim 2009.
Pembalap yang dikenal cepat saat hujan tersebut kembali berlomba dalam musim perdana MotoE namun memutuskan gantung helm untuk ketiga kalinya pada akhir musim.
Menurut pengakuan Gibernau, persaingan dengan Valentino Rossi telah membawanya mampu menembus batasan-batasan yang ada pada dirinya.
"Semua ini telah meningkatkan level dan membuat saya menembus batas-batas yang tidak pernah terpikir jika saya bisa melampuainya," imbuhnya.
Gibernau yang kini berusia 47 tahun menikmati momen-momen indah itu meski hingga kariernya tuntas tidak pernah merasakan manisnya menjadi juara dunia.
"Saya melihatnya sebagai sesuatu yang sangat saya banggakan, saya menikmatinya sampai akhir, kemudian saya menyadari bahwa saya tidak lagi menikmati balapan," ucap Gibernau.