Cerita Legenda Tinju Nasional Chris John: Banting Setir dari Wushu Hingga Juara Kelas Bulu WBA
Chris John membeberkan perbedaan antara teknik pukulan tinju dengan Wushu. Apa perbedaannya?
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Legenda tinju nasional, Chris John berbagi cerita tentang perjalanan kariernya selama menjadi petinju profesional.
Petinju yang berjuluk The Dragoon itu mengatakan bahwa dirinya memulai karier di cabang olahraga Wushu.
Kemudian, setelah tahun 1996, Chris beralih dari Wushu menjadi fokus menjadi petinju profesional.
Baca: Bukan Pogba-Bruno Fernandes, Ini Duo Impian Solskjaer di Manchester United
Baca: Si Cobra Kembali ke Timnas Indonesia: Taklukkan Cedera Serius, Antusias Dilatih Shin Tae-yong
Baca: Perbedaan Mencolok dari Tindakan Rossi dan Marquez Saat Dianggap Juara Karena Faktor Motor
"Tahun 1996 saya beralih ke pro. Di sasana saya profesional di semarang ada wushu juga. Sepertinya tinju dikolaborasi dengan wushu sangat bagus. Waktu eksebisi di Jakarta saya menang. Waktu itu kepilih saya untuk sea games 2007," ujarnya, Kamis (11/6/2020).
Chris John membeberkan perbedaan antara teknik pukulan tinju dengan Wushu.
"Nah kalau untuk wusuhu tidak boleh pukulan beruntun. Harus gantian berapa kali perut berapa kali wajah," jelasnya.
Tak hanya itu, ketika Chris sudah berhasil menjadi juara dunia kelas bulu di tahun 2003, dirinya sudah mulai meninggalkan Wushu.
"Di 2003 saya juara dunia dan saya fokus ke tinju. Jadi saya tidak bisa cabang lainnya. Intinya sih biar fokus ya," paparnya.
Terkait era kejayaan tinju sekitar tahun 2000an awal, Chris pun tidak menampikkan bahwa popularitas olahraga tersebut mampu membawa namanya bersinar.
"Waktu itu tinju sedang booming ya. Nah waktu itu benar-benar mendongkrak nama saya. Itu saya sangat bersyukur," ungkapnya.
Chris menilai, saat ini tinju di Tanah Air masih diminati, hanya kurang mendapatkan perhatian sehingga olahraga ini seakan tidak menjadi daya tarik.
"Kalau sekarang minat masyarakat masih besar ya terhadap tinju dan bakat tinju di tanah air berpotensi bisa meraih prestasi di dunia. Sangat disayangkan saat ini event tinju seperti mati suri," ujarnya.
Melihat hal itu, usai gantung sarung tinju, Chris rela turun gunung untuk menjadi promotor pertandingan tinju.
"Saya kan turun menjadi promotor. Ini alasan saya terjun menjadi promotor. Kalau tinju tidak diperhatikan maka jangan harap tinju kita berprestasi," tegasnya.