Ahsan/Hendra Vs Lee/Wang di Semifinal: Smash Tanpa Ekspresi Bisa Hantam Ganda yang Jarang Kalah
saat smash berubah menjadi poin sendiri atau jadi poin bagi lawan, ekspresi Ahsan tak berubah, tampak datar cenderung tanpa emosi.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Di laga sekrusial semifinal, faktor nonteknis lazimnya lebih dominan jadi penentu ketimbang unsur skill dan teknis di lapangan.
Soal itu, Ahsan/Hendra sepatutnya jadi unggulan.
Mereka pemain matang yang cukup lama sudah berpasangan ketimbang Lee/Wang yang terhitung baru dipasangkan sejak 2019 silam.
Kematangan mereka itu ditunjukkan dalam laga perempat final.
Melawan Kamura/Sonoda, Ahsan/Hendra melaju di gim pertama dengan skor 21-14.
Baca juga: Beda Ahsan/Hendra dan Kevin/Marcus di Olimpiade, Herry IP: The Daddies Lebih Enjoy
Namun, mereka balik diserang pada gim kedua. Secara cepat keadaan berubah cepat sehingga mereka tumbang 16-21 di ujung gim.
Skor imbang 1-1
Di sinilah kematangan dan ketenangan mereka diuji.
Secara kalem, mereka mampu menerjemahkan instruksi pelatih Herry IP saat jeda memasuki gim ketiga.
"Jangan diadu (drive) dia lawan terus. Main panjang, kasih back hand. Itu Sonoda back hand-nya gak enak (lemah)," ujar Herry IP seperti yang terdengar saat kamera menyorot mereka dari dekat.
Benar saja, memasuki gim ketiga, The Daddies lancar jaya. Skor 7-0 menjadi interval terjauh perbedaan skor di awal gim penentu tersebut.
Skor berubah menjadi 11-1 pada jeda interval gim ketiga.
Baca juga: 100 Menit Habis-habisan Lawan Du Yue/Li Yinhui, Kaki Greysia Polii Alami Hal Ini Seusai Laga
Hal yang menarik, di ujung-ujung laga, saat skor mendekati angka 21, Ahsan tampak melepaskan dua smash keras hasil bola tanggung pengembalian Kamura/Sonoda.
Satu smash keras Ahsan itu dinyatakan keluar, sedangkan satu smash berikutnya terlihat jelas masuk.